Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langkah Polri Hadapi Teroris "Lone Wolf"

Kompas.com - 09/07/2017, 10:25 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com –
Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengungkapkan ada fenomena baru dalam dunia terorisme yakni munculnya para teroris lone wolf atau pelaku teror yang beraksi tanpa tergabung dengan jaringan teroris lainnya.

Menurut Tito, teroris lone wolf memelajari cara melakukan teror secara otodidak dari internet kemudian langsung melancarkan aksinya dengan menggunakan bom rakitan atau menggunakan pisau.

Penyerangan menggunakan pisau terhadap polisi terjadi di antaranya terhadap personel polisi di Mapolda Sumatera Utara dan Masjid Falatehan, Jakarta Selatan.

Tito menuturkan, teroris lone wolf tidak bisa melakukan serangan yang merenggut banyak nyawa seperti bom Bali. Namun, kata Tito, keberadaan teroris lone wolf  jauh lebih sulit dideteksi dibandingkan dengan teroris yang tergabung dengan jaringan tertentu.

“Kalau yang terstruktur sepanjang kami sudah tahu peta strukturnya, orangnya bisa dilumpuhkan. Tapi kalau yanng lone wolf lebih sulit. Sehingga strategi penanganan berbeda. Kalau struktur, kunci terpentingnya adalah intelijen untuk memonitor dan memetakan jaringan," ujar Tito, dalam wawancara eksklusif di Kompas TV, Sabtu (8/7/2017).

(baca: Becermin dari Solo, Waspadai "Lone Wolf" ISIS)

“Sehingga peran Densus, Satgas Bom Polri menjadi kunci, bisa mencegah atau kalau sudah terjadi bisa menangkap mereka dan memporakporandakan jaringan mereka,’’ lanjut Tito.

Namun langkah seperti itu, kata Tito, tidak bisa diterapkan untuk menangani teroris lone wolf. Menurut Tito, penaganan teroris lone wolf bertumpu pada kekuatan siber negara karena pergerakan teroris lone wolf bisa dideteksi dari komunikasinya di dunia maya.

“Kekuatan siber nasiona, lokal, termasuk di Polri harus kuat untuk melakukan internet patrol di jaringan dunia maya, supaya mampu mendeteksi mana situs radikal, kemudian grup radikal yang diikuti mana, yang ajari buat bom mana, dan selainnya,” ujar Tito.

“Jadi intelijen dunia maya harus kuat, baru operasi lapangan,” lanjut dia.

Kompas TV Meski dampak serangannya tidak terlalu besar, aksi teroris lone wolf harus tetap diwaspadai dan diantisipasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta Rest Area Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta Rest Area Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com