Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Full Day School" Disebut Resahkan Guru

Kompas.com - 15/06/2017, 22:17 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU) Arifin Junaidi mengatakan, kebijakan sekolah selama lima hari dengan durasi delapan jam setiap harinya tidak hanya memicu kekhawatiran di kalangan siswa, tetapi juga para pengajar.

Menurut Arifin, jika kebijakan yang diatur dalam Peraturan Mendikbud nomor 23 tahun 2017 itu tak segera dicabut akan timbul aksi penolakan secara massal.

"Kalau (kebijakan) ini dipaksakan, barangkali saja nanti murid dan guru seluruh Indonesia akan datang ke Jakarta (untuk protes)," ujar Arifin di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta Pusat, Kamis (15/6/2017).

(Baca: Tanggapi Kebijakan Sekolah Lima Hari, PBNU akan Kirim Surat Ke Jokowi)

Jika dihitung dari jumlah sekolah yang dimiliki Maarif NU saja, ada sekira 48 ribu sekolah dan madrasah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Belum lagi sekolah lainnya yang juga keberatan dengan kebijakan tersebut. Beberapa waktu lalu, Arifin mengaku menyambangi Makassar dan Banjarmasin untuk melihat respons para guru di sana.

"Ada keresahan luar biasa (dari para pendidik) dengan lontaran dari Mendikbud soal penerapan kebijakan Full Day School," kata Arifin.

Sebab, kebijakan tersebut mengharuskan murid berada disekolah selama delapan jam. Di sisi lain, di Indonesia ada model pendikan pesantren.

Biasanya, pada sore hari pesantren dikunjungi anak-anak untuk memperdalam ilmu agamanya.

Kebijakan ini dikhawatirkan akan menghilangkan budaya tersebut. Hal ini juga akan berdampak pada perkembangan karakter anak.

(Baca: Sekolah Lima Hari, Wacana Usang yang Ditolak Para Ulama)

"Bahkan guru-guru pelajaran agama Islam itu resah dengan kebijakan ini," kata Arifin.

PBNU, kata Arifin, akan mengirim surat ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meminta agar kebijakan itu cabut dan Mendikbud Muhadjir Effendy dicopot.

"Karena Mendikbud bikin gaduh, minta untuk diganti," kata Arifin.

Kompas TV Mendikbud Wacanakan Sekolah 5 Hari Dalam Sepekan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju di Pilkada, Ini Alasannya

Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju di Pilkada, Ini Alasannya

Nasional
Jadi Perantara Kebaikan, Dompet Dhuafa Siap Terima Hibah dari NAMA Foundation untuk Kaum Dhuafa

Jadi Perantara Kebaikan, Dompet Dhuafa Siap Terima Hibah dari NAMA Foundation untuk Kaum Dhuafa

Nasional
Kemenkes: Waspadai MERS-CoV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta

Kemenkes: Waspadai MERS-CoV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta

Nasional
Bocorkan Duet Khofifah-Emil di Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

Bocorkan Duet Khofifah-Emil di Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

Nasional
Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

Nasional
RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

Nasional
Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

Nasional
Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

Nasional
Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

Nasional
Polri Pastikan Kasus Pembunuhan 'Vina Cirebon' Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

Polri Pastikan Kasus Pembunuhan "Vina Cirebon" Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

Nasional
KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

Nasional
KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga di 3 Desa Dievakuasi

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga di 3 Desa Dievakuasi

Nasional
Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com