Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Komisi V DPR Ingin Hukuman Pelaku Pungli di Pelabuhan Ditingkatkan

Kompas.com - 13/05/2017, 11:11 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi V DPR Nizar Zahro menilai perlu adanya peningkatan hukuman untuk pelaku pungutan liar (pungli) dan ilegal di pelabuhan. Ia melihat praktik pungli semakin marak dan terjadi berulang kali.

Salah satunya kasus dugaan pungli di Pelabuhan Batu Ampar, Batam beberapa waktu lalu.

"Meminta agar hukuman terhadap pelaku pungutan liar dihukum dengan berat. Sebab pungutan liar menghambat modernisasi pengelolaan pelabuhan," kata Nizar melalui keterangan tertulis, Sabtu (13/5/2017).

Menurut dia, Tim Saber sudah berulang kali menangkap pelaku pungli di pelabuhan. Namun, para pengelola pelabuhan seolah tak pernah belajar dari penangkapan-penangkapan yang ada.

(Baca: Kepala Satker Tertangkap Tangan Lakukan Pungli di Pelabuhan Batam)

Peningkatan hukuman dinilai perlu dilakukan untuk memberi efek jera terhadap pelaku pungli. Sebab, pungli dianggap menghambat modernisasi pengelolaan pelabuhan.

"Bila tidak ada hukuman yang berat, solusi lain bisa dilakukan oleh pihak pihak terkait, seperti Kemenhub maupun Pelindo. Mereka harus punya program yang edukatif untuk mencegah pungutan liar," ungkapnya Komisi V, kata Nizar, sudah terus mengingatkan pihak Kemenhub,

Pelindo serta pihak-pihak terkait untuk meningkatkan pengawasan di pelabuhan. Namun belum terlihat adanya perubahan signifikan terhadap hal tersebut.

"Namun, sejauh ini, belum ada perbaikan pengelolaan pelabuhan yang lebih baik. Sebab pungli masih marak dan merugikan para pelaku usaha," ucap Politisi Partai Gerindra itu.

Kompas TV Tim Anti Bandit Polrestabes Surabaya menggelar razia preman yang melakukan pungutan liar tarif parkir di sejumlah tempat wisata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com