Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Ingin Pilpres 2019 Hanya Satu Putaran

Kompas.com - 06/05/2017, 18:59 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menganggap ambang batas untuk mencalonkan presiden harus tetap ada.

Jika tidak, semua partai terbuka mengajukan calon sehingga akan banyak pilihan dalam kontestasi politik 2019.

Menurut dia, dengan banyaknya pilihan calon presiden, maka mustahil Pilpres dilakukan satu putaran.

"Kalau misal tidak ada pembatasan, maka memungkinkan ada Pilpres putaran kedua," ujar Ace dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (6/5/2017).

(baca: Partai Idaman: Belum Tentu Rhoma Irama Maju Pilpres 2019)

Oleh karena itu, sejak awal Partai Golkar konsisten dengan presidential threshold 25 persen suara dan 20 persen kursi.

Ace mengatakan, partainya menargetkan Pilpres hanya dilakukan dalam satu putaran sehingga pemilu 2019 bisa dilakukan serentak.

Di samping itu, ambang batas mendorong partai politik untuk saling berkoalisi.

(baca: Pengamat LIPI: Hasil Pileg 2014 Tak Masuk Akal Jadi Acuan Pilpres 2019)

Menurut Ace, koalisi penting agar pemerintah yang terbentuk usai Pemilu mendapat dukungan kuat dari parlemen.

"Kita mengacu pada Pilkada. Untuk mencalonkan kepala daerah, parpol punya keterujian. Harus didukung parpol maupun independen dengan syarat. Apalagi ini Pilpres," kata Ace.

"Proses koalisi harus didasarkan keterujian politik pemilu 2014," lanjut dia.

Sebaliknya, jangan sampai pada Pilpres 2019 hanya ada calon tunggal. Ace menganggap perlu adanya upaya mendorong partai politik mengusung calon yang dianggap kredibel memimpin negara.

"Kita tidak mau juga, masa negara sebesar Indonesia tidak ada orang pintar yang dicalonkan jadi presiden," kata Ace.

Hingga saat ini, DPR dan pemerintah masih membahas revisi UU Pemilu. Sejumlah isu masih belum mencapai kesepakatan, salah satunya soal ambang batas pencalonan presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com