Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Novanto Tak Bijak, Nasib Golkar Diyakini Bakal seperti Demokrat

Kompas.com - 25/04/2017, 10:46 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sikap kenegarawan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto dinanti. Hal itu diperlukan agar suara Partai Golkar pada Pemilu Legislatif 2019 tak anjlok.

Kekalahan Golkar pada Pilkada DKI Jakarta dinilai sedikit banyak berpengaruh pada elektabilitas partai.

Kasus hukum yang kini menyeret nama Novanto juga menjadi perhatian bagi Golkar.

Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Partai Golkar Yorrys Raweyai bahkan menyebut Novanto hampir pasti ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.

Novanto terseret kasus dugaan korupsi proyek e-KTP. Penyidikan kasus itu masih dikembangkan KPK.

(baca: Yorrys Raweyai: Setya Novanto Hampir Pasti Jadi Tersangka e-KTP)

Diserang kasus korupsi, Partai Demokrat pernah kehilangan banyak suara di 2014. Sekalipun tak melibatkan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, namun anjloknya suara partai tak terhindarkan.

Tak menutup kemungkinan hal serupa bisa terjadi pada Golkar.

"Apalagi jika itu (isu kasus korupsi menyeret) pemimpin partai," kata Dosen Komunikasi Politik Universitas Bengkulu yang juga Ketua Program Pascasarjana Komunikasi Universitas Jayabaya Jakarta Lely Arrianie saat dihubungi, Selasa (25/4/2017).

(baca: 6 Fakta Sidang E-KTP, Cerita Perjalanan Suap ke Setya Novanto sampai Auditor)

Ia memahami kekhawatiran yang muncul di internal Partai Golkar. Terlebih, pada masa lalu Ketua Umum Partai Golkar selalu terkena masalah.

Aburizal Bakrie pernah tersangkut kasus lumpur Lapindo, Akbar Tandjung bahkan pernah hingga ditahan.

Sikap bijak dan kenegarawanan Novanto dinanti. Jika status hukum sudah jelas, Novanto disarankan untuk melepaskan jabatannya sebagai langkah penyelamatan partai.

"Kalau sudah jelas statusnya mungkin bisa mengambil sikap kenegarawanan untuk bisa, 'saya menghadapi kasus ini dengan bijak, dengan tenang, tanpa gangguan apa-apa. Sehingga memutuskan menyerahkannya kepada pelaksana tugas.' Jadi tidak grasak-grusuk, karena akan membuat Golkar makin terpuruk," ujar Lely.

(baca: Saksi E-KTP Sebut Setya Novanto Dapat Bagian 7 Persen)

Di samping itu, kata dia, tokoh-tokoh senior partai juga diharapkan memberikan andil yang lebih besar serta akomodatif kepada seluruh pihak.

Sebab, dari beberapa kasus terlihat bahwa Golkar tampak tak memiliki tokoh pemersatu.

"Golkar punya banyak tokoh-tokoh besar yang bisa jadi mediator yang mulai sekarang mereka jangan ketemu satu pihak saja, tapi semua pihak diakomodasi," tuturnya.

Kompas TV Setya Novanto Jadi Sosok Kunci Kasus Korupsi E-KTP?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com