Lulusan terbaik Akademi Militer, lulusan terbaik Webster University, dan meraih nilai sempurna di sejumlah sekolah bergengsi, termasuk predikat sangat memuaskan di salah satu kampus terbaik dunia, Harvard University, Amerika Serikat.
Pertama-tama, saya ingin bertanya kepada siapa saja yang membaca tulisan saya ini, akankah yang bersangkutan akan mulus melaju menjadi jenderal?
Meskipun tak bisa mendengar Anda, saya yakin, sebagian besar jawaban Anda, iya!
Sangat linier apa yang dibayangkan kita semua bahwa banyak orang yang ingin memiliki prestasi dan karier yang cemerlang seperti dirinya.
Eh, siapa yang sedang kita bicarakan ini? Ah, kura-kura dalam perahu, alias pura-pura tidak tahu. Jelas pula saya tuliskan dalam judul di atas.
Saya berkesempatan mewawancarainya, pertama kali, eksklusif, pasca-dirinya "menghilang" setelah pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta putaran pertama. Iya, memang Agus Harimurti Yudhoyono sempat tak tampak setelah tumbang pada putaran pertama Pilkada DKI Jakarta 2017.
Saya mendapat kabar kesediaannya mau diwawancara pun agak mepet, alias dua hari sebelum proses editing deadline program AIMAN di KompasTV harus dijalankan. Setelah menghitung-hitung kemungkinan proses post-pro editing-nya (proses penyuntingan gambar televisi), saya dan tim AIMAN pun langsung terbang ke Kepulauan Riau, tempat dia bersedia diwawancara.
Uban pasca-menjadi tentara
Sebelumnya, sama belum pernah saya mewawancari sosok Agus Yudhoyono. Ini pertamakalinya.
Saya bertemu dengannya Bandara Hang Nadim, Batam. Kesan saya pada sapaan pertama itu, saya melihat sosok Agus Yudhoyono yang ramah dan cenderung kalem alias tak terlalu banyak bicara.
Perjalanan dilanjutkan menuju Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Saya kebetulan sudah janji dengan tim Agus Yudhoyono untuk melangsungkan wawancara di kapal yang akan menyeberangkan kami ke Pulau Bintan dari Pulau Batam.
Sebelum naik ke kapal, saya sempat berbincang ringan dengannya.
"Mas Agus, jadi bawa tas sendiri?" tanya saya melihat Agus yang membawa tasnya.
Ia pun tertawa. Dia mengaku sudah terbiasa membawa tasnya sejak menjadi tentara.
Saya kemudian memegang tasnya.