Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan KPK soal BAP yang Kerap Bocor ke Publik

Kompas.com - 18/04/2017, 23:04 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah anggota Komisi III mempertanyakan kepada Komisi Pemberantasan Korupai (KPK) soal berita acara pemeriksaan (BAP) yang kerap bocor ke publik.

Hal itu dipertanyakan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III dengan KPK, Selasa (18/4/2017) malam. 

"Apakah ini sudah jadi semacam modus di KPK. Dibocorkan keluar baru KPK eksekusi. Berarti ada info dari KPK yang dengan mudah bocor ke publik. Apakah ini SOP-nya KPK dalam penanganan kasus?" tanya Anggota Komisi III dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Masinton Pasaribu dalam RDP Komisi III dengan KPK di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Adapun Anggota Komisi III dari Fraksi Partai Nasdem, Akbar Faisal, menyoal kebocoran BAP yang telah terjadi beberapa kali setidaknya sejak 2013 lalu. Ia mencatat sedikitnya lima BAP yang bocor ke publik.

"Pembocor BAP itu ternyata ada pasalnya di KUHP. Apa proses yang telah dilakukan? Karena menurut catatan, itu sudah berlangsung sejak 2013 Februari pada kasus Anas Urbaningrum," kata Akbar.

 

Seperti diketahui, BAP Anas Urbaningrum bocor ke publik. Saat itu, KPK membentuk komisi etik untuk menelusuri sumber kebocoran. 

Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif mengatakan, kebocoran tersebut belum tentu bersumber dari internal KPK.

Laode mencontohkan surat dakwaan. Setelah mendapat laporan terkait BAP yang bocor ke publik, Pimpinan KPK menggelar rapat untuk mengecek sumber kebocoran tersebut.

Dalam rapat itu, Pimpinan KPK menanyakan kepada jaksa terkait surat dakwaan yang diserahkan kepada kuasa hukum dan pengadilan seminggu sebelum sidang digelar. Dalam lampirannya terdapat BAP.

"Di situlah yang sering keluar ke publik," tutur Laode.

(Baca: Pimpinan KPK Bantah Ada BAP yang Bocor)

Meski begitu, KPK juga terus berupaya agar tidak ada lagi anggapan publik bahwa ada modus pembocoran BAP di internal KPK. Salah satu upayanya adalah mencetak watermark pada kertasnya.

"Jadi mungkin begitu untuk salah satu niatan cara dari kami agar dokumen itu bisa ketahuan (bocor dari mana). Kalau ada watermark bisa jelas," ujar dia.

Kompas TV Sidang lanjutan dugaan korupsi KTP elektronik dengan terdakwa Irman dan Sugiharto di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, diwarnai drama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com