JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi II DPR Sutriyono meminta komisioner baru Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk segera mengonsolidasi internal mereka untuk bersiap menghadapi Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.
Menurut Sutriyono, komisioner KPU yang baru terpilih akan menghadapi dua tantangan besar, yaitu pilkada 2018 dan pemilu 2019 yang persiapannya bersamaan.
"Untuk pilkada 2018 harus diwaspadai karena mereka harus mengambil alih proses yang sudah dipersiapkan oleh komisioner sebelumnya. Jangan sampai proses peralihan komisioner KPU ini mengganggu pelaksanaan pilkada 2018," kata Sutriyono, melalui keterangan tertulis, Senin (10/4/2017).
Politisi PKS itu menyatakan, pilkada 2018 harus mendapat perhatian serius dari komisioner KPU, karena beberapa daerah yang menggelar pilkada merupakan daerah yang penduduknya banyak dan wilayahnya luas.
Pada pilkada 2018, daerah dengan padat pemilih antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sementara provinsi terluas seperti Papua, Sumatra Selatan, Sumatra Utara juga akan menyelenggarakan pilkada pada 2018.
"Faktor jumlah penduduk dan luas wilayah menjadi tantangan tersendiri dalam pelaksanaan pilkada. Karena persoalan klasiknya masalah DPT," ujar Sutriyono.
(Baca juga: Hadar Gumay Harap Komisioner Baru KPU Bisa Jaga Independensi)
Ia menambahkan, tantangan selanjutnya yang akan dihadapi oleh anggota baru KPU adalah pelaksanaan pemilihan anggota DPR, DPD, dan presiden secara bersamaan.
Sutriyono menilai perlu perencanaan serta persiapan matang pelaksanaan pemilu 2019 dari komisioner KPU saat ini. Sebab, selain berlangsung serentak, pemilu 2019 merupakan episode baru dalam pesta demokrasi di Indonesia.
Untuk itu, ia menyatakan, KPU harus mampu melaksanakan dan mengorganisasikannya dengan baik.
"Karena itu proses konsolidasi KPU terpilih harus sesegera mungkin diselesaikan. Konsolidasi tim ini menjadi krusial dalam membangun kekompakan sesama anggota KPU," kata dia.
(Baca juga: DPR Sahkan Nama Komisioner KPU-Bawaslu Terpilih)