Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telisik Indikasi 1 Juta Klaim Fiktif, Ini Langkah Satgas BPJS, KPK, dan Kemenkes

Kompas.com - 30/03/2017, 19:07 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kementerian Kesehatan telah membentuk satuan tugas (Satgas).

Direktur Utama BPJS Fahmi Idris mengatakan, Satgas tersebut dibentuk untuk menindaklanjuti temuan KPK terkait indikasi kecurangan atau klaim fiktif dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) baru-baru ini.

"Harus kami cek dulu. Untuk melihat indikasi itu, KPK bersama Kemenkes, BPJS membentuk Satgas," ujar Fahmi, di Kantor Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Jakarta Pusat, Kamis (30/3/2017).

Ia mengatakan, saat ini Satgas tengah menyusun pedoman kerja.

(Baca: Ada Indikasi 1 Juta Klaim Fiktif dari Rumah Sakit, Satgas JKN Dibentuk)

Pedoman itu akan digunakan untuk menganalisis data pelayanan kesehatan pada pasien yang menjadi peserta BPJS Kesehatan.

Dengan adanya pedoman itu, akan diketahui data mana saja yang dimanipulasi dengan dinaikkan biayanya (upcoding) dan yang tidak di-upcoding.

Menurut Fahmi, hal ini sangat penting. Sebab, yang ditemukan KPK merupakan sebuah penelitian yang perlu ditindaklanjuti lebih dalam.

"KPK sebetulnya lebih ke arah deputi pencegahan, khususnya ke arah research, penelitian tentang JKN. Dalam penelitian JKN itu ada indikasi. Harus jelas definisinya, di pedoman itu mana yang fiktif dan mana yang bukan," kata dia.

Penyusunan pedoman kerja membutuhkan waktu satu bulan.

Sebelumnya, Direktur bidang Hukum, Komunikasi, dan Hubungan antar Lembaga BPJS Kesehatan, Bayu Wahyudi mengatakan, praktik kecurangan seperti klaim fiktif memang banyak terjadi.

Berbagai modus operandi dapat dilakukan.

"Ini ada indikasi, KPK sudah berikan data ada sekian klaim kecurangan, banyak macam kecurangannya, umpamanya up coding yang ditenggarai ada satu juta kasus oleh KPK," ujar Bayu Wahyudi di Bali, Februari lalu.

Kompas TV Begini Cara Memilih Asuransi Kesehatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com