Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM: Pemenuhan Hak Kesehatan bagi Kelompok Rentan Belum Membaik

Kompas.com - 29/03/2017, 11:59 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) membahas kondisi pemenuhan hak atas kesehatan di Indonesia dengan Pelapor Khusus Hak atas Kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Dainius Puras pada Jumat (24/3/2017).

Komisioner Komnas HAM Sandrayati Moniaga mengatakan, dalam pertemuan tersebut Komnas HAM memaparkan isu pemenuhan hak atas kesehatan terhadap kelompok rentan dan marjinal.

Isu hak atas kesehatan yang dibahas antara lain asuransi kesehatan nasional, kasus malpraktek, orang dengan masalah kejiwaan (OMDK), korban asap kebakaran hutan dan lahan tahun 2015.

Lalu, kelompok LGBT, penderita lepra, kelompok disabilitas, masyarakat adat, dan dampak rokok terhadap kesehatan.

Menurut Komnas HAM, akses masyarakat atau kelompok rentan atas kesehatan masih belum baik.

"Akses masyarakat atas kesehatan masih belum baik, termasuk bagi para korban Tregedi 1965. Kelompok rentan seperti penderita lepra, LGBT, penyandang disabilitas, masyarakat adat dan OMDK masih mengalami stigma negatif dan diskriminasi dalam mengakses hak atas kesehatan," ujar Sandrayati saat dihubungi, Selasa (28/3/2017).

(Baca: Problem E-KTP dan Kelompok Rentan dalam Pilkada 2017)

Indikator minimnya akses kelompok rentan terhadap akses kesehatan, lanjut Sandrayati, terlihat dari sejumlah kasus dan pengaduan masyarakat yang diterima Komnas HAM.

Dia mencontohkan kasus kematian beruntun sebanyak 14 Orang Rimba di Provinsi Jambi dalam kurun waktu 3 bulan pada 2015 yang lalu.

Berdasarkan catatan Komnas HAM, pada tahun 2015 terdapat 127 pengaduan masyarakat terkait isu kesehatan. Sementara pada tahun 2016 terdapat 131 pengaduan.

Di sisi lain Komnas HAM juga mengapresiasi kinerja pemerintah terkait pemenuhan hak atas kesehatan dengan membentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Meski demikian Komnas HAM memberikan catatan yang harus menjadi perhatian pemerintah terkait aksesibilitas kartu BPJS.

(Baca: Pemerintah Utamakan Kelompok Rentan dalam Penanganan Korban Asap)

Menurut Sandrayati, di beberapa daerah pedesaan seperti di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB), masih ada warga yang belum memiliki kartu BPJS.

Selain itu masih ada pula warga yang belum mengetahui cara menggunakan fasilitas kesehatan tersebut.

"Artinya pemerintah harus menyosialisasikan kartu BPJS kesehatan secara meluas. Agar seluruh warga terpenuhi hak atas kesehatannya," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com