Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbatasan Jadi Tantangan

Kompas.com - 19/03/2017, 22:45 WIB

SAMBAS, KOMPAS — Pembangunan infrastruktur dan fisik di sejumlah wilayah perbatasan Indonesia mulai membuahkan hasil. Namun, agar lebih optimal meningkatkan kesejahteraan warga di perbatasan, pembangunan itu juga mesti diikuti dengan pembangunan perekonomian lokal.

Pembangunan wilayah perbatasan menjadi satu dari sembilan agenda prioritas pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang disebut dengan Nawacita. Poin ketiga dari Nawacita berbunyi, Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

Untuk membangun wilayah perbatasan, menurut situs resmi Badan Nasional Pengelola Perbatasan, pada 2017 pemerintah menyiapkan anggaran Rp 17,839 triliun. Anggaran itu meningkat dibandingkan dengan 2016 yang sekitar Rp 9 triliun.

Terkait pembangunan perbatasan, dalam kunjungan kerja ketujuh kalinya di Kalimantan Barat sejak dilantik sebagai presiden pada 20 Oktober 2014, Presiden Jokowi meresmikan kompleks Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Aruk-Sajingan di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Jumat (17/3). Sehari sebelumnya, Presiden meresmikan PLBN Terpadu Nanga Badau di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalbar. Pada 21 Desember 2016, Presiden juga meresmikan PLBN terpadu Entikong, Kalbar. Pembangunan ketiga PLBN Terpadu di Kalbar tersebut berlangsung sejak 2015.

Indonesia memiliki 87 PLBN dengan 35 PLBN laut dan 52 PLBN darat. Tujuh pos di antaranya dibangun baru sebagai PLBN terpadu yang melayani keimigrasian, bea dan cukai, serta karantina pertanian (Kompas, 26/1).

”Saya hanya ingin titip pos lintas batas negara yang ada di Aruk ini agar betul-betul digunakan masyarakat untuk pusat pertumbuhan ekonomi yang baru. Jangan hanya sebatas sebagai kantor imigrasi, karantina, serta bea dan cukai. Seharusnya masyarakat bisa memanfaatkan PLBN ini untuk menumbuhkan aktivitas ekonomi di daerah perbatasan,” kata Presiden Jokowi di PLBN terpadu Aruk, Sajingan, Sambas.

Seusai peresmian, Presiden dan Ibu Negara Nyonya Iriana Joko Widodo, didampingi sejumlah menteri Kabinet Kerja, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan pejabat Kalimantan Barat, meninjau fasilitas gedung PLBN Aruk yang bergaya tameng Dayak.

Dengan berjalan kaki, Presiden bersama rombongan lalu menuju taman asri berhiaskan tugu Garuda Pancasila, tiang bendera Merah Putih, dan tulisan Aruk Indonesia berwarna merah putih yang menghadap ke arah perbatasan Malaysia.

Kondisi daerah

Selain pembangunan PLBN, pengaspalan jalan raya yang menghubungkan Sambas-Aruk sejauh 81 kilometer juga sudah selesai dilakukan. Pengaspalan ini membuat waktu tempuh dua daerah itu menjadi dua jam dari empat jam sebelum 2015.

Pembangunan infrastruktur di wilayah perbatasan juga dilakukan di daerah lain. Di Pulau Miangas di Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara, tahun ini dibangun jalan beton lingkar pulau dengan anggaran Rp 53 miliar. Di daerah yang berbatasan dengan Filipina tersebut, pada 2015 pemerintah membangun dermaga feri dengan anggaran Rp 40 miliar.

Pembangunan dermaga dan jalan itu melengkapi pembangunan bandara dengan anggaran Rp 300 miliar, lengkap dengan ruangan terminal berpenyejuk udara. Namun, John Lupa (67), tokoh masyarakat Miangas, menyebut pembangunan infrastruktur itu belum optimal memberikan manfaat bagi warga Miangas yang masih berkutat dengan ketersediaan bahan pangan. ”Buat apa dibangun bandara kalau harga tiket pesawat mahal. Kami butuh beras, bensin, minyak tanah, dan solar,” katanya.

Demsy Namare (46), warga Miangas, menambahkan, pembangunan dermaga yang dimulai 2015 kini juga berhenti.

Camat Miangas Steven Maarisit mengatakan, stok beras di wilayahnya kosong sejak pertengahan Februari lalu. Ancaman kelaparan menghantui Miangas jika beras belum dikirim hingga akhir bulan ini. Biasanya, setiap tahun, Pulau Miangas mendapat bantuan 10 ton beras untuk disimpan di gudang yang dibangun Pemprov Sulut tahun 2005.

Sementara itu, warga pulau terdepan di Kepulauan Riau (Kepri), seperti Anambas, hingga kini terkendala terbatasnya jaringan telepon seluler. Banyak pulau terdiri atas bukit sehingga antarpemancar tak bisa saling terhubung. ”Kami mengusulkan dibuat pemancar induk di tempat paling tinggi agar bisa menjangkau pemancar lain. Usulan itu ditolak karena biayanya dinilai terlalu tinggi,” kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Anambas Jeprizal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com