Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diputuskan, Pencetakan Surat Suara Pilkada DKI Putaran Kedua Dilelang Ulang

Kompas.com - 07/03/2017, 21:54 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum RI (KPU) akan membuka lelang perusahaan pencetak surat suara untuk putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.

Langkah ini diambil karena pemenang tender cetak surat suara sebelumnya, yakni PT Dian Rakyat di Pulogadung, Jakarta Timur mengundurkan diri dan tidak bisa memenuhi tanggung jawabnya lagi lantaran para karyawannya mogok kerja.

"Sudah secara resmi yang itu dibatalkan, yang pemenang itu, karena dia juga mengundurkan diri dan yang kedua juga tidak bisa. Jadi akan dilakukan lelang cepat, hanya butuh waktu tiiga hari nanti," kata Komisioner KPU Arief Hidayat, di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Selasa (7/3/2017).

Menurut Arief, proses lelang hingga penetapan pemenang tender membutuhkan waktu tiga hari. Jika diestimasi dengan jadwal tahapan pilkada putaran kedua DKI Jakarta, KPU menganggap masih cukup waktu untuk lelang.

(Baca: Surat Suara untuk Putaran Kedua Pilkada DKI Dicetak Sebelum Penetapan DPT)

"Proses lelang nanti melalui lembaga kebijakan pengadaan barang dan jasa (LKPP). Prosesnya cepat, hanya butuh waktu tiga hari," tutur dia. 

Arief menambahkan, terkait pencetakan surat suara akan dilakukan secara bertahap. Mengacu pada pilkada putaran pertama, diperlukan sekitar tujuh juta surat suara.

"Nah diproduksi saja dulu saja sesuai jumlah itu. Setelah selesai kan berarti sisanya sedikit lagi," kata Arief.

Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay mengungkapkan awalnya KPU ingin menjadikan pemenang kedua dalam sebagai pencetak resmi surat suara. Namun, setelah berkonsultasi dengan LKPP, hal tersebut tidak dimungkinkan.

(Baca: Pemenang Tender Surat Suara pada Putaran Kedua Pilkada DKI Mengundurkan Diri)

"Setelah berkonsultasi, dengan LKPP, mereka mengatakan tidak bisa ke yang berikutnya (perusahaan urutan kedua) karena masa kontrak mereka hanya sampai Desember 2016.
Jadi yang sekarang untuk menggantikan harus melalui lelang cepat," ujar Hadar saat dihubungi Kompas.com.

Dengan pertimbangan LKPP itu, KPU akhirnya memutuskan untuk cetak ulang.

Diperlukan minimal 7 juta surat suara

Sebelumnya, Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno menyampaikan, surat suara yang akan digunakan pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta akan dicetak sebelum penetapan daftar pemilih tetap (DPT).

Hal tersebut perlu dilakukan lantaran jika menunggu DPT ditetapkan, pihaknya khawatir pencetakan surat suara tidak selesai tepat waktu.

Untuk diketahui, jumlah surat suara yang dicetak pada putaran pertama sebanyak 7.292.619. Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) pada putaran pertama Pilkada DKI 2017 sebanyak 7.108.589 pemilih, 2,5 persen surat suara tambahan dari jumlah DPT per TPS, dan 2.000 surat suara lainnya untuk mengantisipasi terjadinya pemungutan suara ulang.

Pada putaran kedua nanti, jumlah surat suara diperkirakan akan bertambah. Pasalnya, KPU DKI akan menetapkan kembali DPT karena banyaknya pemilih yang kehilangan hak pilihnya pada putaran pertama.

DPT putaran kedua terdiri dari DPT putaran pertama, daftar pemilih tambahan (DPTb) putaran pertama yang menggunakan E-KTP atau surat keterangan, pemilih berusia 17 tahun hingga hari pemungutan suara putaran kedua, dan pemilih yang tidak terdaftar pada putaran pertama namun memenuhi syarat.

KPU DKI nantinya membuka pendaftaran pemilih bagi warga yang tidak bisa menggunakan hak pilihnya pada putaran pertama. Sesuai ketentuan, surat suara dicetak sejumlah DPT ditambah 2,5 persen DPT di tiap TPS.

Kompas TV Terkait Pilkada DKI Jakarta dari berbagai aduan terkait penyelenggaraan pilkada Jakarta 15 februari lalu, KPU DKI Jakarta telah melakukan evaluasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com