Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana: Tak Ada Hadiah dari Raja Salman kepada Presiden Jokowi

Kompas.com - 06/03/2017, 12:46 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Kabinet Pramono Anung memastikan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulazis al-Saud tidak memberikan hadiah bagi Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana.

Penegasan itu disampaikan menyusul beredarnya informasi 'hoax' di media sosial bahwa Raja Salman memberikan hadiah berupa perhiasan kepada Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana saat kunjungan kenegaraannya pada 1 hingga 4 Maret 2017 lalu.

"Semua acara (kunjungan kenegaraan Raja Salman) saya ikuti. Acara itu (pemberian hadiah) tidak pernah ada," ujar Pramono di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (6/3/2017).

Soal video berisi sejumlah perhiasan dan wewangian yang disebut-sebut hadiah bagi kepala negara dan ibu negara, Pramono mengatakan bahwa dirinya sudah melihat video itu dua pekan sebelum kedatangan Raja Salman ke Indonesia.

"Saya menerima apa yang beredar itu seminggu atau dua minggu yang lalu, sebelum Raja Salman sampai di Indonesia," ujar Pramono.

(baca: Ini Kenang-kenangan dari Presiden Jokowi untuk Raja Salman)

Kebiasaan atau tadisi untuk tukar menukar cinderamata itu, lanjut Pramono, memang sudah dihilangkan semenjak Jokowi menjabat sebagai Presiden.

Namun, ia tidak menyebutkan alasan mengapa tradisi semacam itu dihilangkan.

"Sama sekali enggak ada agenda untuk pemberian cinderamata dan sebagainya dan memang Presiden Jokowi tidak pernah mentradisikan hal tersebut," ujar Pramono.

Beberapa waktu lalu, Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan bahwa Presiden Jokowi tidak memberikan hadiah apapun kepada Raja Salman kecuali Tanda Kehormatan Bintang Republik Indonesia Adipurna dan sebuah album foto kenangan kepada Raja Salman.

"Selain dua hal itu, tidak ada lagi. Begitu pun sebaliknya. Raja Salman tidak memberikan kenang-kenangan kepada Presiden," ujar Pratikno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com