Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Investigasi TNI AU Masih Dalami Pembelian Helikopter AW 101

Kompas.com - 08/02/2017, 15:13 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto menyampaikan, tim investigasi internal masih mendalami pembelian helikopter AgustaWestland (AW 101). 

Tim bentukan KSAU ini akan melaporkan hasil investigasinya ke Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

Tim investigasi, kata Hadi, mendalami mekanisme pembelian dengan menelusuri dokumen.  

"Kemudian, spesifikasinya, apakah sesuai dengan doktrin AU, termasuk opstreq (operational requirements)," ujar Hadi di Markas Wing I Paskhas Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (8/7/2017).

Namun, Hadi kembali memastikan bahwa pembelian helikopter AW 101 berasal dari TNI AU, bukan dari Sekretariat Negara (Setneg).

Sebab, dia pernah menjabat sebagai Sekretaris Militer sehingga tahu alur administrasi pembelian alat utama sistem pertahanan (alutsista).

"Saya tahu betul anggaran itu bukan dari Setneg karena saya mantan Sesmil, tahu betul dari proses pengadaan pesawat VVIP sampai dengan apa yang terjadi sekarang," kata dia.

Hadi menambahkan, saat ini helikopter AW 101 masih berada di salah satu hanggar di TNI AU Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.

Terkait penggunaannya, itu menjadi kewenangan Panglima TNI Gatot Nurmantyo setelah hasil investigasi diserahkan.

"Nanti panglima TNI yang menentukan. Karena kami hanya membantu ke dalam, terserah panglima TNI karena sesuai mekanisme (operational requirements) itu Panglima TNI yang akan menentukan," kata dia.

Namun, Hadi tidak bisa memastikan kapan investigasi akan selesai dilakukan. Sebab, penelusuran harus dilakukan secara menyeluruh.

"Kita harus pelan-pelan, tidak boleh buru-buru, sehingga kita akan mengarah ke sasaran, kena sasarannya. Kalau buru-buru, nanti akan miss (meleset)," ujarnya.

Pembelian helikopter AW 101 menjadi polemik lantaran pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.

Panglima TNI mengaku tidak tahu soal pembelian helikopter itu. Ia menyinggung adanya Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 28 Tahun 2015 yang mengurangi kewenangannya sebagai Panglima TNI.

Sementara itu, Menteri Pertahanan mengatakan bahwa sumber anggaran pembelian helikopter tersebut adalah dari Sekretariat Negara. 

(Baca: Menhan dan Panglima TNI Sama-sama Tak Tahu soal Pembelian Heli AW101)

Presiden Joko Widodo pada Desember 2015 lalu telah menolak usulan TNI Angkatan Udara terkait pengadaan helikopter VVIP jenis AgustaWestland AW 101.

Menurut dia, pembelian helikopter VVIP itu terlalu mahal di tengah kondisi ekonomi nasional yang belum sepenuhnya bangkit.

Satu tahun berselang, TNI AU tetap membeli helikopter tersebut meski pernah mendapat penolakan dari Presiden.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Nasional
Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com