Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Silaturahim dengan Tokoh dan Ormas Islam Bahas Kamtibmas

Kompas.com - 31/01/2017, 10:42 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Polri menggelar silaturahim bersama para tokoh agama dan organisasi masyarakat Islam untuk membahas situasi keamanan dan ketertiban masyarakat terkini.

Sedianya, pertemuan ini dibuka Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian. Namun, Tito berhalangan karena harus menghadiri acara pengarahan terkait pengamanan pilkada serentak 2017 di Hotel Bidakara.

Kapolri diwakili Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri Komisaris Jenderal Putut Eko Bayuseno.

Putut mengatakan, banyak konflik masyarakat yang terjadi di tingkat pusat hingga akar rumput.

Konflik terutama terjadi menjelang pelaksanaan pilkada yang digelar pertengahan Februari. Polri, kata dia, tidak bisa sendirian menghadapi ancaman keamanan tersebut.

"Oleh karena itu, kita rangkul, bersilaturahim dengan ormas Islam, tokoh agama, para ulama, untuk bekerja sama membina masyarakat agar tidak menjadi korban atau pelaku gangguan kamtibmas," ujar Putut dalam sambutannya di Auditorium PTIK, Jakarta, Selasa (31/1/2017).

Selain itu, pertemuan ini menjadi ajang mempererat hubungan Polri dan ormas Islam karena kesamaan tugas untuk membina masyarakat.

Bersama dengan ulama, Polri melakukan deteksi dini untuk melihat letupan di tingkat bawah yang berpotensi menjadi konflik jika dibiarkan. Putut tak ingin semua permasalahan dibawa ke jalur hukum.

Sebisa mungkin, suatu masalah di masyarakat diselesaikan terlebih dahulu dengan musyawarah mufakat.

"Tentu tidak bisa bekerja sendiri. Kami berharap keterlibatan para ulama, tokoh agama, pemimpin ormas, dari pondok pesantren ikut bersama selesaikan masalah ini," kata Putut.

Polri mengundang sejumlah ormas Islam, antara lain Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Gerakan Pemuda Islam Indonesia, Ikatan Persaudaraan Muslim Indonesia, dan juga dihadiri imam besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar.

Acara ini turut dihadiri perwakilan dari Kementerian Koordinator Politik, Hukim, dan Keamanan; Kementerian Dalam Negeri; Kementerian Agama; serta Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com