JAKARTA, KOMPAS.com — Puan Maharani mengaku belum mengetahui bahwa ibunya, Megawati Soekarnoputri, dilaporkan ke kepolisian.
Ditemui seusai rapat terbatas di Kantor Presiden, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan tersebut malah balik bertanya kepada wartawan mengenai pelaporan Megawati.
"(Dilaporkan) sama siapa? Saya belum dengar. Alasannya?" kata Puan.
Wartawan pun menjelaskan bahwa Ketua Umum PDI-P itu dilaporkan oleh staf Humas LSM Aliansi Anak Bangsa Gerakan Anti Penodaan Agama, Baharuzaman, ke Bareskrim Polri pada Senin (23/1/2017).
Megawati dilaporkan atas dugaan penodaan agama karena pidatonya dalam HUT ke-44 PDI-P beberapa waktu lalu.
Mengetahui kronologi pelaporan itu, Puan pun meminta wartawan untuk menanyakan kepada jajaran pengurus PDI-P.
"Itu mah tanya sama partai. Sama Pak Sekjen. Ini mah bukan urusan anak ibu. Ini mah urusan substansi (pidato)," ucap Puan.
(Baca: Megawati Dilaporkan karena Ceramahnya Saat HUT Ke-44 PDI-P)
Sebelumnya, Ketua DPP PDI-P Andreas Hugo Pareira menyarankan agar pihak yang melaporkan Megawati mempelajari dan memahami keseluruhan isi pidato politik Megawati pada perayaan Hari Ulang Tahun ke-44 PDI-P, beberapa waktu lalu.
Ia menduga, pihak-pihak yang melaporkan Megawati belum mengerti betul mengenai isi dari pidato putri Proklamator Soekarno itu.
"Kalau dia tidak paham lalu dia laporkan, jadi malu sendiri nanti," kata Andreas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (24/1/2017).
(Baca: Politisi PDI-P: Yang Laporkan Megawati Akan Malu Sendiri)
Andreas juga mempertanyakan pelaporan Megawati atas dugaan penodaan agama.
"Ibu Mega menyinggung soal agama, begitu? Ibu Mega bicara soal kebangsaan, bicara soal peradaban. Itu orang yang melapor enggak mengerti persoalan, substansi pidato itu," ujar dia.
Berdasarkan keterangan Divisi Humas Polri, pernyataan Megawati yang dianggap menodai agama yaitu "Para pemimpin yang menganut ideologi tertutup pun memosisikan diri mereka sebagai pembawa 'self fulfilling prophecy', para peramal masa depan. Mereka dengan fasih meramalkan yang akan pasti terjadi di masa yang akan datang, termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana. Padahal, notabene mereka sendiri tentu belum pernah melihatnya."