Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/01/2017, 15:25 WIB

KOMPAS - Dua hari setelah merayakan ulang tahun ke-53, Selasa, 25 Januari 2000, Megawati Soekarnoputri berada di Kota Ambon yang sedang panas membara karena konflik.

Ketika itu Megawati melaksanakan tugasnya sebagai wakil presiden. Mega mengunjungi Masjid Al Fatah dan kemudian ke Gereja Maranata. Ketika berkeliling kota yang porak poranda, Mega disambut tepuk tangan dan teriakan tangis masyarakat yang berdiri di tepi jalan.

Dengan menitikkan air mata, Megawati berbicara kepada tokoh agama dan masyarakat.

"Orang yang namanya Bung Karno yang menyerahkan Masjid Besar Al Fatah dan Gereja Maranata. Bung Karno tahu bahwa kedua kelompok yang berbeda agama ini bisa hidup berdampingan," kata Megawati yang semula membuat hadirin hening, diam seribu bahasa.

Namun, tiga menit kemudian hadirin bertepuk tangan.

Itulah cuplikan kecil salah satu peristiwa tentang Megawati, yang bernama lengkap Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri. Ia dilahirkan di Kampung Ledok Ratmakan, tepi barat Sungai Code, Yogyakarta, 23 Januari 1947.

Ketika ia dilahirkan Ibu Fatmawati, Presiden Soekarno sedang dibuang Belanda di Pulau Bangka. Dengarkan beberapa orang bicara tentang presiden ke-5 RI ini.

Bupati Bojonegoro (Jawa Timur) Suyoto alias Kang Yoto bertatap muka langsung dengan Megawati tahun 2001. Ketika itu Kang Yoto sebagai pengurus Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah.

"Beliau konsisten, tidak larut dalam kepedihan dan tidak goyah dalam kemenangan. Mbak Mega, teruslah jadi karang dan jangkar perjuangan membangun negeri," ujar Kang Yoto, senada dengan para tokoh Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP).

Siti Zuhro dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan, Megawati adalah pemimpin paling tangguh di Indonesia setelah Soekarno dan Soeharto.

"Megawati telah menggores sejarah, politik bukan hanya milik kaum laki-laki," ujar Siti Zuhro.

"Saya kenal langsung Ibu Mega, bukan karena kata orang lain. Ibu Mega seorang pemimpin yang istiqomah, yang ikhlas meskipun posisinya menjadikan beliau sebagai sasaran kecaman," kata Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf.

Menurut Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto, Megawati adalah pemimpin yang gemar tanaman, mengumpulkan resep dan bumbu masakan Indonesia serta berpolitik.

"Dari makanan saja, kalau dilihat secara politis, rakyat seharusnya tidak boleh dijajah makanan impor, bangsa ini punya segalanya," kata Hasto, yang senada dengan sekretaris Megawati, Cory.

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan, Megawati adalah perempuan tegar dan keibuan.

"Sejak masih SMP, saya diajak beliau ikut acara partai," ujar Puan.

Pengamat etika dan komunikasi politik Para Syndicate, Romo Benny Susetyo, mengatakan, Megawati adalah "Ibu Bangsa" karena itu harus terus mendidik bangsa ini mengaktualisasikan Pancasila. Selamat ulang tahun ke-70, Bu Mega. (J Osdar)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 24 Januari 2017, di halaman 2 dengan judul "Untuk Megawati".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Nasional
KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

Nasional
Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Nasional
PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

Nasional
Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Nasional
Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Nasional
Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Nasional
Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Nasional
DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

Nasional
Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

Nasional
4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

Nasional
Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Nasional
Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Nasional
Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com