Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajar STIP Tewas, Ini Saran PGRI untuk Hapus Senioritas

Kompas.com - 12/01/2017, 17:49 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Aksi kekerasan di sekolah kedinasan kembali terjadi di awal 2017. Kali ini, kasus yang memakan korban nyawa itu terjadi di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran, Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.

Menurut pelaksana tugas Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia, Unifah Rosyidi, kekerasan di sekolah kedinasan tidak terlepas dari masih adanya senioritas di dalam sekolah.

“Kalau itu bisa dihilangkan, Insya Allah itu enggak (ada kekerasan),” kata Unifah usai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Kamis (12/1/2017).

Dari sisi kurikulum, ia menilai, bahan ajar yang diberikan kepada para taruna yang menempuh ikatan dinas di sekolah kedinasan sudah cukup baik.

“Tapi sering kali senioritas dan junioritas itu menyebabkan seperti (kekerasan) itu,” ujar dia.

(Baca: Menhub Sebut Kekerasan di STIP Memalukan dan Tak Beradab)

Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menghilangkan senioritas yaitu dengan membuat sebuah proyek gabungan antara senior dan junior. Diharapkan, proyek itu dapat menjembatani kerja sama yang lebih baik antar-angkatan.

“Jadi dipresentasikan bersama, mungkin itu jauh lebih menghilangkan itu kekerasan di dalam lingkungan pendidikan kedinasan. Kalau itu (senioritas) hilang, hilang (kekerasan). Paling tidak diminimalkan,” tandasnya.

Sebelumnya,seorang taruna tingkat 1 STIP, Amirullah Adityas Putra (19), dilaporkan tewas dianiaya para seniornya pada Selasa malam. Selain Amirullah, lima rekan korban juga dikatakan mengalami luka dan memar akibat penganiayaan.

(Baca: Di Ruangan Ini Taruna STIP Tewas Dianiaya)

Para korban luka dan memar yakni AF, IW, BBP, JS, BS.

Polisi menyatakan, enam korban penganiayaan tersebut dipanggil lima taruna tingkat 2 untuk menghadap mereka di Gedung Dormitory Ring 4 Kamar M.205 Lantai 2, di STIP Cilincing. Di kamar itulah mereka dianiaya lima taruna senior tingkat 2.

Polisi sudah mengamankan lima taruna yang diduga sebaga pelaku itu. Mereka berinisial SM, WH, I, AR, dan J. Masing-masing peran mereka kini sedang didalami petugas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com