Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontras Sesalkan Polisi yang Terkesan Berpihak ke Perusahaan pada Sengketa Lahan di Karawang

Kompas.com - 21/10/2016, 14:41 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tidak Kekerasan (Kontras) menyayangkan tindakan polisi yang cenderung berpihak kepada PT Pertiwi Lestari (PT PL) dalam sengkata tanah yang berujung bentrok antara perusahaan tersebut dan warga.

Staf divisi advokasi hak ekonomi sosial budaya Kontras, Rivanlee Anandar mengatakan kepolisian membiarkan intimidasi dan kekerasan yang diduga dilakuan PT PL terhadap petani di Kecamatan Teluk Jambe Barat, Kabupaten Kerawang, Jawa Barat.

Data Kontras menyebutkan terdapat 200 keluarga yang berdomisili di lahan seluas 791 hektar yang disengketakan warga dan PT PL.

Rivanlee menuturkan, PT PL berkali-kali mencoba melakukan penggusuran terhadap warga. Padahal menurut Surat Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN RI Nomor: 1957/020/IV/2016 tanah tersebut berstatus quo.

"Pihak perusahan tidak menghargai adanya syarat tersebut yang mengakibatkan konflik terjadi," kata Rivanlee di kantor Kontras, Jakarta, Jumat (21/10/2016).

Kekerasan terjadi diantaranya pada Selasa (11/10/2016) 

Salah seorang petani desa Wanajaya, Kecamatan Teluk Jambe Barat, Kabupaten Karawang, Madhari mengatakan sekitar pukul 09.00 WIB ratusan orang dari PT PL tiba di Dusun Cisadang dengan membuat rantai tangan bergerak maju bersama alat berat.

Mereka merusak tanaman petani. Sekitar pukul 11.00 WIB, eksavator menumbangkan pohon nangka dan nyaris menimpa rumah warga.

Di waktu yang sama, Enjam, salah seorang warga, dipukuli pihak PT PL. Warga tak terima dan memutuskan untuk menyerang kubu PT PL untuk melindungi Enjam. 

Bentrokan pecah. Kedua belah pihak saling dorong. 

Serangan warga menyudutkan PT PL. Banyak dari kubu PT PL yang lari dan tak sedikit yang terjatuh di antara mereka yang terjatuh. 

Bentrokan itu berbuntut pada pemeriksaan terhadap 46 orang warga yang kebanyakan petani. 

Menurut Madhari, saat bentrokan terjadi tampak Brimob di sekitar lokasi. Namun tak ada upaya untuk menghentikan bentrokan dari brimob.

Rabu (12/10/2016), Polres Karawang menetapkan 11 petani sebagai tersangka dengan tuduhan melakukan kekerasan.

"Sejak tanggal 12 Oktober polisi melakukan sweeping ke rumah-rumah, kami laki-laki langsung lari ke dalam hutan, nggak ada di rumah. Ada yang bawa sarung untuk tidur seperti kelelawar," ujar Madhari.

Kini, 250 petani Desa Wanajaya mengungsi ke Jakarta. Meraka memilih meninggalkan rumah agar tidak mendapat kekerasan dari pihak PT PL.

Rivanlee mendesak Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengeluarkan suara jaminan keamanan dan keselamatan petani yang mendapat intimidasi dari pihak PT PL.

"Memastikan peristiwa serupa tidak terjadi lagi sebagai wujud perlindungan HAM terhadap warga negara," ujar Revanlee.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Airlangga Yakin Terpilih Kembali Jadi Ketum Golkar Secara Aklamasi

Airlangga Yakin Terpilih Kembali Jadi Ketum Golkar Secara Aklamasi

Nasional
Diberi Tugas Maju Pilkada Banten, Airin Ucapkan Terima Kasih ke Airlangga

Diberi Tugas Maju Pilkada Banten, Airin Ucapkan Terima Kasih ke Airlangga

Nasional
PKS: Pasangan Sohibul Iman untuk Pilkada Jakarta Tunggu Koalisi Terbentuk

PKS: Pasangan Sohibul Iman untuk Pilkada Jakarta Tunggu Koalisi Terbentuk

Nasional
Optimalkan Pengelolaan, Kemenag Siapkan Peta Jalan Zakat Nasional 2025-2045

Optimalkan Pengelolaan, Kemenag Siapkan Peta Jalan Zakat Nasional 2025-2045

Nasional
Golkar Tugaskan Airin Rachmi Diany jadi Calon Gubernur Banten

Golkar Tugaskan Airin Rachmi Diany jadi Calon Gubernur Banten

Nasional
PP KPPG Dukung Airlangga Hartarto Kembali Jadi Ketum Partai Golkar

PP KPPG Dukung Airlangga Hartarto Kembali Jadi Ketum Partai Golkar

Nasional
Usung La Nyalla, Nono, Elviana, dan Tamsil, Fahira Idris: DPD Butuh Banyak Terobosan

Usung La Nyalla, Nono, Elviana, dan Tamsil, Fahira Idris: DPD Butuh Banyak Terobosan

Nasional
VoB Bakal Sampaikan Kritik Genosida Hingga Lingkungan di Glastonbury Festival

VoB Bakal Sampaikan Kritik Genosida Hingga Lingkungan di Glastonbury Festival

Nasional
La Nyalla Sebut Amendemen UUD 1945 Jadi Prioritas DPD

La Nyalla Sebut Amendemen UUD 1945 Jadi Prioritas DPD

Nasional
La Nyalla Akan Ajak Prabowo Kembalikan UUD 1945 ke Naskah Asli

La Nyalla Akan Ajak Prabowo Kembalikan UUD 1945 ke Naskah Asli

Nasional
Puluhan Anggota DPD Dukung La Nyalla Jadi Ketua Meski Suara Komeng Lebih Banyak

Puluhan Anggota DPD Dukung La Nyalla Jadi Ketua Meski Suara Komeng Lebih Banyak

Nasional
Kemensos Bantah Bansos Salah Sasaran, Klaim Data Diperbarui Tiap Bulan

Kemensos Bantah Bansos Salah Sasaran, Klaim Data Diperbarui Tiap Bulan

Nasional
Digitalisasi dan Riset Teknologi, Kunci Utama Kinerja Positif Pertamina Sepanjang 2023

Digitalisasi dan Riset Teknologi, Kunci Utama Kinerja Positif Pertamina Sepanjang 2023

Nasional
Kaget PDI-P Ingin Usung Anies, Ketua Nasdem Jakarta: Wow, Ada Apa Nih?

Kaget PDI-P Ingin Usung Anies, Ketua Nasdem Jakarta: Wow, Ada Apa Nih?

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Patuhi Jadwal Kepulangan ke Tanah Air

Jemaah Haji Diimbau Patuhi Jadwal Kepulangan ke Tanah Air

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com