Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kunci Sukses "Tax Amnesty" Menurut Istana

Kompas.com - 30/09/2016, 18:53 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Istana Kepresidenan bersyukur program pengampunan pajak atau tax amnesty yang periode pertamanya ditutup pada Jumat (30/9/2016), berhasil mencapai target.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung menilai, ada tiga kunci yang membuat program tax amnesty ini menuai kesuksesan.

"Pertama, Presiden (Joko Widodo) memimpin secara langsung tax amnesty ini, baik sosialisasi maupun ke lapangan dan sebagainya," kata Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (30/9/2016).

Kunci sukses kedua, lanjut dia, adalah kepiawaian Menteri Keuangan Sri Mulyani yang berhasil memimpin Direktorat Jenderal Pajak untuk bekerja maksimal.

(baca: Peserta "Tax Amnesty" Membeludak, "Server" Ditjen Pajak "Hang")

Ketiga, adalah kerja para petugas pajak di seluruh Indonesia yang total melayani para wajib pajak.

"Karena faktor tiga ini menimbulkan trust dan kepercayaan dari dunia usaha dan wajib pajak," kata dia.

Para wajib pajak akhirnya berlomba-lomba mendeklarasikan hartanya, baik yang selama ini disimpan di dalam negeri atau di luar negeri.

(baca: Kebingungan Peserta "Tax Amnesty"...)

Menurut Pramono, jumlah tebusan yang masuk sudah mencapai Rp 95,6 Triliun. Kalau melihat tren kemarin, kata dia, harusnya malam ini jumlah tebusan sudah tembus di atas Rp 100 Triliun.

Sementara untuk deklarasi dan repatriasi, angka yang masuk hingga Jumat pagi, mencapai Rp 3300 Triliun.

"Menurut angka, ini menunjukkan kita saat ini memang nomor satu di dunia, baik repatriasi, deklarasi, termasuk percentase untuk GDP," kata dia.

(baca: Pengampunan Pajak Meluas ke Dua Profesi)

Pramono mengingatkan masih ada dua periode Tax Amnesty lagi yang akan dibuka setelah ini.

Dengan pencapaian di periode pertama yang luar biasa, ia optimistis pada periode kedua dan ketiga program yang dibuat pemerintah untuk menggenjot pendapatan dari pajak ini akan lebih sukses lagi.

"Tahap kedua, dengan pengalaman yang ada, pasti kami meyakini akan lebih baik," tambah Pramono.

Kompas TV Apa Tujuan dan Manfaat Tax Amnesty?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 Suplier Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 Suplier Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

Nasional
Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Nasional
KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com