Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Edy Nasution Dua Kali Diminta Mengantar ke Rumah Nurhadi

Kompas.com - 28/09/2016, 18:46 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kuzaeni yang bekerja sebagai sopir panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Edy Nasution, pernah dua kali diminta mengantar majikannya ke kediaman Sekretaris Mahkamah Agung ketika itu, Nurhadi.

Hal tersebut diutarakan Kuzaeni saat bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (28/9/2016).

Kuzaeni dihadirkan sebagai saksi oleh Jaksa penuntut pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kuzaeni memberikan keterangan bagi terdakwa Edy Nasution.

"Saya hanya ingat dua kali diminta ke rumah di Jalan Hang Lekir," ujar Kuzaeni di Pengadilan Tipikor Jakarta.

Jalan Hang Lekir di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, yang dimaksud oleh Kuzaeni adalah alamat tempat tinggal Nurhadi.

(baca: Sopir Asisten Eddy Sindoro Mengaku Sering Diminta Mengantar Uang ke Rumah Nurhadi)

Rumah Nurhadi pernah digeledah penyidik KPK seusai Edy Nasution terjaring dalam operasi tangkap tangan.

Saat pertama diminta mengantar ke kediaman Nurhadi, menurut Kuzaeni, kondisi rumah Nurhadi sedang dalam kondisi ramai.

Sementara, saat kedua kalinya diminta untuk mengantar, menurut Kuzaeni, Edy mengatakan ingin menjenguk seseorang yang sedang sakit.

(baca: Nurhadi Akui Diminta Eddy Sindoro Urus Perkara Lippo Group)

"Waktu itu ramai, ada acara pesta, mencari parkir saja susah. Kalau yang kedua, katanya sedang ada yang sakit," kata Kuzaeni.

Nurhadi diduga terlibat dalam kasus suap yang melibatkan panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Dalam fakta persidangan, Nurhadi diduga ikut mengatur perkara hukum sejumlah perusahaan yang berada di bawah Lippo Group.

(baca: Nurhadi Bantah Jadi Promotor untuk Pengurusan Perkara Lippo Group di MA)

Ada pun perkara Lippo Group yang ditangani di PN Jakarta Pusat, diurus melalui Edy Nasution, yang pernah berkomunikasi dengan Nurhadi.

Sebagai contoh, Nurhadi menghubungi Edy Nasution dan meminta agar berkas pengajuan peninjauan kembali perkara niaga PT Across Asia Limited (AAL) melawan PT First Media, dikirimkan ke MA.

Padahal, pengajuan PK tersebut telah melewati batas waktu yang ditentukan. (baca: Artidjo Alkostar: Kasus Nurhadi Mencoreng Citra MA)

Selain itu, Nurhadi disebut pernah meminta uang sejumlah Rp 3 miliar kepada Lippo Group, untuk menggelar turnamen tenis. Permintaan dilakukan melalui Edy Nasution.

Kompas TV Panitia Cari Pengganti Sekretaris MA Nurhadi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com