Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPP Bantah Cerita Syarief Hasan soal Enam Parpol Tolak Yusril

Kompas.com - 26/09/2016, 12:44 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani membantah cerita Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan soal penolakan terhadap Yusril Ihza Mahendra sebagai calon gubernur DKI.

"Apa yang disampaikan Syarief Hasan tidak benar. Saya mengikuti pertemuan di Cikeas," kata Arsul kepada Kompas.com, Senin (26/9/2016).

Syarief sebelumnya menyebut bahwa Demokrat mengusulkan nama Yusril, tetapi ditolak oleh lima partai lain, yakni PPP, PKB, PAN, Gerindra, dan PKS. Namun, Arsul mengatakan, justru PPP-lah yang sejak awal mengajukan nama Yusril ke parpol di koalisi kekeluargaan.

(Baca: Cerita Enam Parpol Menolak Yusril...)

"Dalam pertemuan-pertemuan di Cikeas, maka setidaknya PPP dan PKB tidak menolak nama Yusril. Bahkan Yusril adalah satu dari sejumlah nama yang disebutkan oleh PPP sebagai salah satu yang dipandang bisa dicalonkan untuk menandingi petahana," kata Arsul.

Arsul juga membantah pernyataan Syarief bahwa PPP, PKB, dan PAN mengusulkan nama Agus Harimurti Yudhoyono kepada Demokrat. Usulan untuk mengusung putra Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono itu, lanjut Arsul, justru datang dari Syarief Hasan sendiri.

"Jadi dari sisi PPP kami ingin terus terang bahwa Pak Syarief Hasan-lah yang mengusulkan nama AHY kepada PPP. Sebelumnya tidak terbayang bagi PPP mengusulkan nama AHY," kata dia.

(Baca: Akhir Perjalanan Yusril Menuju Kursi DKI 1...)

Pada akhirnya, lanjut Arsul, PPP pun menyetujui nama Agus Harimurti Yudhoyono. Sebab, usulan PPP agar Agus dipasangkan dengan Sylviana Murni juga diterima oleh parpol koalisi.

Arsul merasa harus meluruskan pernyataan Syarief demi menjaga hubungan baik yang selama ini sudah terjalin dengan Yusril dan para pendukungnya.

"Saya lihat beliau (Syarif Hasan) pencitraan, tetapi kan merugikan PPP kesannya," tambah Arsul.

Kompas TV Yusril Klaim Didukung 4 Parpol
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com