Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Versi Keluarga tentang Kronologi Operasi Tangkap Tangan Irman Gusman oleh KPK

Kompas.com - 17/09/2016, 15:26 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Sulawesi Barat, Muhammad Asri Anas, yang meyakini Ketua DPD Irman Gusman telah terjaring dalam operasi tangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), hadir dalam rapat Panitia Musyawarah DPD di Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu (17/9/2016).

Rapat tersebut diadakan untuk menanggapi informasi terjaringnya Irman dalam operasi tangkap tangan oleh KPK pada Sabtu (17/9/2016) dini hari. Asri, yang mengaku sempat mendatangi KPK siang tadi, menyatakan Irman saat ini tengah diperiksa di KPK.

Ia telah mendengar kronologi operasi tangkap tangan dari pihak keluarga Irman yang terjadi di rumah dinas Irman di Jalan Denpasar, Jakarta Selatan.

Berdasarkan keterangan Asri yang diperoleh dari pihak keluarga Irman, operasi tangkap tangan terjadi saat seorang pengusaha datang ke kediaman Irman pada Sabtu dini hari. Di sana, pengusaha tersebut menawarkan sejumlah uang kepada Irman, tetapi Irman menolak.

"Jadi, posisinya Pak Irman sudah menolak dan pengusaha itu datang bersama anak dan istrinya dini hari. Itu kata pihak keluarga," kata Asri di Kompleks Parlemen.

Asri mengaku pihak keluarga juga belum mengetahui alasan kedatangan pengusaha tersebut ke kediaman Irman. Dalam posisi sudah ditolak Irman, pengusaha tersebut pulang dan membawa kembali uang yang sempat ditawarkan ke Irman.

Saat hendak keluar dari pintu gerbang kediaman Irman, tiba-tiba penyidik KPK datang dan langsung menangkap pengusaha tersebut, ajudan Irman, dan Irman. Mereka langsung dibawa ke KPK untuk diperiksa lebih lanjut.

"Jadi, ini juga belum jelas apakah Pak Irman sebagai tersangka atau tidak karena berdasarkan keterangan keluarga, Pak Irman menolak saat ditawari uang. Saya juga belum tahu berapa nominal uang tersebut. Keterangan resminya mari tunggu dari KPK," ujar Asri.

Dia menambahkan, saat ini ajudan Irman telah dilepas oleh KPK. Sementara itu, Irman masih diperiksa.

KPK telah membenarkan bahwa pihaknya melakukan operasi tangkap tangan terhadap penyelenggara negara pada Sabtu dini hari tadi. Informasi yang beredar, orang tersebut merupakan anggota DPD RI.

Saat dikonfirmasi, Ketua KPK Agus Rahardjo membenarkan adanya tangkap tangan. Namun, ia belum bisa menjelaskan lebih jauh soal itu.

"Tolong ditunggu konpersnya saja," ujar Agus melalui pesan singkat, Sabtu.

(Baca: KPK Tangkap Tangan Oknum Diduga Anggota DPD RI)

Operasi tangkap tangan itu dilakukan pada Sabtu dini hari. Belum diketahui berapa orang yang dijaring KPK dalam operasi tersebut. Hingga saat ini, orang yang ditangkap masih diperiksa secara intensif.

Agus mengatakan, kemungkinan KPK akan melakukan konferensi pers pada sore hari ini.

Kompas TV Anggota DPD Kena OTT, AM Fatwa Datangi KPK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com