JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sebanyak 3.500 personel dikerahkan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat.
"Penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan terus dilakukan, 3.500 personel dari satuan tugas dikerahkan," kata Kepala Pusat data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Senin (12/9/2016).
Menurut Sutopo, penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat difokuskan di 10 kabupaten yang telah menetapkan status siaga darurat.
Ke-10 kabupaten itu yakni Kubu Raya, Mempawah, Landak, Bengkayang, Sanggau, Sekadau, Sintang, Melawi, Kapuas Hulu dan Kayong Utara.
"Kendala yang dihadapi adalah masih ada masyarakat membuka lahan pertanian untuk menanam padi dengan cara membakar," katanya.
Selain itu, kata dia, kendala lain adalah terbatasnya air untuk pelaksanaan water bombing guna memadamkan kebakaran hutan dan lahan.
(Baca: Penegakan Hukum Terkait Kebakaran Hutan Dinilai Masih Diskriminatif)
"Selain itu juga, jauhnya sumber air dari lokasi kebakaran hutan dan lahan saat pemadaman darat menjadi kendala tersendiri bagi tim yang bertugas," katanya.
Dia menambahkan, pembakaran kembali lahan yang sudah dipadamkan juga kerap jadi halangan penanganan kebakaran hutan.
"Hotspot baru cenderung muncul pada siang hari karena pembakaran sering terjadi pada siang hari," katanya.
Dalam kesempatan, Sutopo mengungkapkan, Kabupaten Ketapang belum menetapkan siaga darurat meskipun terdapat hotspot di wilayah tersebut.
"Selain itu yang menjadi catatan kami adalah Kabupaten Sambas belum membentuk badan penanggulangan bencana daerah atau BPBD," katanya.