Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang 12 Tahun Kepergian Munir...

Kompas.com - 05/09/2016, 09:08 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Waktu menunjukkan pukul 19.00 WIB. Aktivitas di Kantor Lembaga Hukum (LBH) Jakarta, Minggu (4/9/2016) justru kian ramai.

Dari yang tua hingga muda berurutan masuk ke dalam aula dan mengatur tempatnya sendiri. Setelah 30 menit berselang, sebuah film dokumenter berjudul Bunga Dibakar diputar dengan perlengkapan seadanya.

Tembok aula yang sedikit terkelupas menjadi layar dadakan. Namun, itu semua tak mengurangi kekhusyukan mereka menonton film yang menceritakan perjalanan hidup almarhum Munir Said Thalib.

Munir dikenal sebagai aktivis HAM yang meninggal dunia karena diracun di pesawat 12 tahun silam, tepatnya 7 September 2004. Ketika itu Munir hendak bertolak ke Amsterdam, Belanda, untuk melanjutkan pendidikan.

Film besutan Ratrikala Bhre Aditya itu sekejap menyihir khalayak yang tadinya riuh menjadi sunyi. Puluhan pasang mata yang menyaksikan film pendek berdurasi 45 menit itu larut dalam balutan emosi, antara menangis dan tertawa.

Biasanya, adegan yang menceritakan masa kecil Munir kerap mengundang tawa. Munir kecil diceritakan sebagai sosok pemberani meski berbadan kecil oleh para adik dan kakaknya.

Sebaliknya, isakan tangis sedikit terdengar saat film memasuki adegan kemesraan Munir dan keluarga, serta pembelaannya terhadap kaum marginal.

Media Officer Omah Munir, Juria Haruni menuturkan, mulai 4 hingga 7 September, Omah Munir menggelar acara bertajuk "Menyimak Munir", untuk memperingati kepergian Munir 12 tahun silam.

Sebanyak enam film pendek akan diputar dalam acara yang akan berlangsung di Kantor LBH Jakarta. Puncaknya, pada 7 September akan dihelat di Kinosaurus, Kemang, Jakarta Selatan, mengundang serta Suciwati istri almarhum Munir.

"Bagi kami, menggelar acara ini memiliki arti penting. Setidaknya masyarakat perlu tahu bahwa ada orang yang konsisten dalam perjalanan hidupnya membela hak hidup orang banyak," ujar Runi, sapaan karib Juria Haruni saat ditemui di Kantor LBH Jakarta, Minggu (4/9/2016).

Runi berharap dengan adanya acara "Menyimak Munir", masyarakat serta korban pelanggaran HAM di Indonesia tak mengendurkan semangatnya untuk memperjuangkan keadilan meski hampir mustahil memperolehnya.

Bagi Runi, setidaknya apa yang dilakukan almarhum Munir memberikan contoh nyata.

Di balik sulitnya mencercap rasa keadilan di republik ini, Munir dengan kegigihan dan kesabaran berani menghadapi beberapa kasus yang melibatkan petinggi militer, yang kemudian bisa disidangkan.

Hal ini sebagaimana dinyatakan advokat senior Todung Mulya Lubis saat melepas jenazah Munir.

"Apa yang dilakukan Munir menunjukan kepada kita bahwa mencari keadilan di tengah represi yang kuat ternyata bukan pekerjaan sia-sia. Munir membuktikan lewat kegigihannya ia mampu menyeret nama-nama petinggi militer untuk dibawa ke pengadilan," tutur Todung.

Kompas TV Unjuk Rasa Bertepatan 11 Tahun Tewasnya Munir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com