Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: 167 Titik Panas di Sumatera

Kompas.com - 29/08/2016, 12:59 WIB

PEKANBARU, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan berdasarkan data satelit pada Senin (29/8/2016), ada 167 titik panas di Pulau Sumatera dengan tingkat kepercayaan kebakaran hutan dan lahan lebih dari 50 persen.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru Slamet Riyadi mengatakan, titik panas melonjak secara dratis jika dibandingkan Minggu (28/8/2016), terpantau Citra Satelit Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) sebanyak 50 titik.

"Pukul 06.00 WIB pagi ini terdeteksi oleh satelit terdapat 167 titik panas berada di Sumatera. Titik panas itu tersebar pada tujuh provinsi, 86 persen lebih atau 145 titik di antaranya di Riau," ujarnya di Pekanbaru, Senin, seperti dikutip Antara.

BMKG menyampaikan hal itu setelah melihat sebaran titik panas di Sumatera dari rilis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) berdasarkan pantauan sensor modis pada Citra Satelit milik NASA yakni Aqua dan Terra.

Enam provinsi lain, lanjutnya, yakni di Sumatera Selatan terdapat delapan titik, Jambi empat titik, Sumatera Barat dua titik, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, dan Sumatera Utara masing-masing satu titik panas.

Slamet merincikan, sebanyak 145 titik panas di Riau tersebar di 10 kabupaten/kota, yakni Rokan Hilir masih menjadi wilayah dengan konsentrasi titik panas paling banyak yaitu 100 titik panas.

Lalu disusul dengan Siak dengan 18 titik panas, Rokan Hulu enam titik panas, Pelalawan dan Indragiri Hulu lima titik panas, Bengkalis dan Kampar empat titik panas, Kepulauan Meranti, Dumai, dan Indragiri Hilir masing-masing satu titik panas.

Slamet mengatakan, terdapat tujuh daerah dengan jumlah 104 titik panas itu, dari jumlah total titik panas di Riau merupakan titik api karena memiliki tingkat kepercayaan lebih dari 70 persen.

"Yakni di Rokan Hilir 78 titik api, Siak 13 titik api, Bengkalis dan Kampar sama-sama empat titik api, Rokan Hulu dua titik api, Dumai serta Indragiri Hulu masing-masing satu titik api," ujar Slamet pula.

Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan (Satgas Karhutla) Provinsi Riau terus berupayan memadamkan titik api dengan menerbangkan dua unit helikopter jenis MI-8 dan dua pesawat air tractor dalam operasi pengeboman air ke sejumlah daerah di Riau.

Operasi pengeboman air tersebut dilakukan setelah hasil patroli udara menemukan sejumlah titik api seperti di wilayah Rokan Hilir, Bengkalis, Rokan Hulu, dan Pelalawan.

Komandan Satgas Siaga Darurat Karlahut Riau Brigjen TNI Nurendi mengatakan, kini terjadi pergeseran pola pembakaran lahan dilakukan oleh oknum tidak bertanggungjawab di provinsi itu.

Faktanya, ujar dia, titik api cenderung semakin banyak pada waktu sore hingga malam hari, terutama di hari libur yakni pada Sabtu dan Ahad.

"Kami memang perlu peningkatan operasi penindakan sebagai upaya pencegahan dan sudah kami lakukan. Sampai ada satu anggota yang jadi korban, tetapi ada saja masyarakat yang tetap membakar," kata Nurendi.

Kompas TV Kebakaran Hutan di Riau Mengancam Warga
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Surya Paloh Sedih SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Surya Paloh Sedih SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Nasional
Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

Nasional
KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

Nasional
Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Nasional
Airin Hadir di Taaruf Muhaimin Bersama Calon Kepala Daerah

Airin Hadir di Taaruf Muhaimin Bersama Calon Kepala Daerah

Nasional
Sentil KPU, Hakim MK Arief Hidayat: Sudah Hadir Ya Setelah Viral Saya Marahi

Sentil KPU, Hakim MK Arief Hidayat: Sudah Hadir Ya Setelah Viral Saya Marahi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com