Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPATK Menduga Freddy Gunakan Rekening Lain untuk Alirkan Dana

Kompas.com - 22/08/2016, 18:43 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Agus Santoso menduga, Freddy Budiman mengalirkan dana ke jaringannya maupun kepada oknum polisi tidak melalui rekening pribadinya.

Sebagai mafia kelas kakap, kata Agus, wajar jika Freddy meminjam rekening atau membuat rekening atas nama orang lain untuk melancarkan usahanya.

"Kalau pencucian uang itu tipologinya pasti menggunakan rekening orang, nama orang, apalagi ini kan organized crime," ujar Agus saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/8/2016).

"Pasti canggih lah, kalau mafia tidak mungkin langsung ke pentolannya," lanjut dia.

Agus mengatakan, PPATK telah menyerahkan data soal aliran dana mencurigakan kepada penyidik di Badan Narkotika Nasional (BNN).

Nantinya, penyidik kan mengungkap apakah rekening yang ada dalam daftar mencurigakan itu terkait Freddy atau tidak.

"Kalau sudah di level penyidikan, maka BNN sudah bisa buka rekening para tersangkanya. Bisa diverifikasi lebih lanjut," kata Agus.

Sementara itu, laporan PPATK yang diserahkan kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian tak hanya terfokus pada kasus Freddy.

Agus mengatakan, ada sejumlah transaksi mencurigakan yang didapatkan PPATK terkait dugaan perkara lain agar ditindaklanjuti.

"Bisa saja (terkait Freddy), tergantung penyidik nanti," kata Agus.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, patut dicurigai bahwa Freddy menggunakan rekening orang lain untuk menyimpan dan mengalirkan dana.

Namun, dugaan itu perlu ditindaklanjuti dengan pembuktian.

"Kalau uang ini Freddy yang punya didukung fakta dan saksi lainnya yang mengetahui proses transaksi, ini kan titik terang terhadap tuduhan Freddy yang mengatakan telah memberikan uang," kata Boy.

Kompas TV Laporan Tim Independen Tentang Aliran Dana Freddy Budiman
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak di Pilkada Jatim

Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak di Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

Nasional
RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

Nasional
Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

Nasional
Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

Nasional
Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

Nasional
Polri Pastikan Kasus Pembunuhan 'Vina Cirebon' Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

Polri Pastikan Kasus Pembunuhan "Vina Cirebon" Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

Nasional
KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

Nasional
KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga di 3 Desa Dievakuasi

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga di 3 Desa Dievakuasi

Nasional
Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

Nasional
Mesin Pesawat yang Ditumpanginya Sempat Terbakar Saat Baru Terbang, Rohani: Tidak Ada yang Panik

Mesin Pesawat yang Ditumpanginya Sempat Terbakar Saat Baru Terbang, Rohani: Tidak Ada yang Panik

Nasional
Prabowo Berharap Bisa Tinggalkan Warisan Baik buat Rakyat

Prabowo Berharap Bisa Tinggalkan Warisan Baik buat Rakyat

Nasional
Bertemu David Hurley, Jokowi Ingin Perkuat Pengajaran Bahasa Indonesia di Australia

Bertemu David Hurley, Jokowi Ingin Perkuat Pengajaran Bahasa Indonesia di Australia

Nasional
Pemerintah Diminta Kejar Target Pembangunan 25 Sabo Dam di Aliran Sungai Gunung Marapi

Pemerintah Diminta Kejar Target Pembangunan 25 Sabo Dam di Aliran Sungai Gunung Marapi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com