Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Pertama, RS Soekanto, Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Kompas.com - 11/08/2016, 17:40 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo, Kepala Kepolisian RI pertama, diusulkan sebagai pahlawan nasional. Usulan itu disampaikan mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Awaloedin Djamin saat peluncuran buku biografi Jenderal RS Soekanto di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Kamis (11/8/2016).

"Sebagai penghargaan atas jasa-jasa RS Soekanto kepada negara dan bangsa, khususnya Kepolisian RI, sekiranya tidak berlebihan untuk mengusulkan agar RS Soekanto dianugerahi sebagai pahlawan nasional," kata Awaloedin.

Hadir dalam peluncuran buku tersebut Wakil Presiden Jusuf Kalla, Kepala Lembaga Pendidikan Polri Komisaris Jenderal Syafruddin, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, mantan Wakil Presiden Tri Soetrisno, dan mantan Kapolri sekaligus mantan Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Sutanto.

Awaloedin mengatakan, Soekanto merupakan Bapak Kepolisian RI dan sekaligus peletak dasar-dasar kepolisian nasional yang profesional dan modern.

Selama 14 tahun Polri di bawah kepemimpinannya, Soekanto dianggap telah membangun organisasi Polri yang solid mulai dari tingkat pusat hingga tingkat daerah.

Selain itu, Soekanto juga membentuk unit-unit baru yang berada di dalam kepolisian, di antaranya Polisi Perairan dan Polisi Udara, Polisi Perintis, Polisi Lalu Lintas, Polisi Kereta Api, Laboratorium Kriminal, NCB Interpol, serta mengembangkan korps polisi wanita.

"Di eranya juga ditetapkan panji-panji kepolisian, diikrarkan Tribrata dan Catur Prasetya," ujarnya.

Tak hanya di internal, keberhasilan Soekanto juga terlihat di dalam sejumlah misi yang dijalankan Polri. Beberapa di antaranya yaitu menumpas pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), Andi Aziz, DI/TII, PRRI/Permesta, serta sejumlah operasi khusus seperti kasus spionase Jungschlaeger-Schmidt, Peristiwa Cikini, Cashmir Princess, pengamanan pemilu pertama 1955, dan Konferensi Asia Afrika.

"Dan senada dengan ucapan Hoegeng, tanpa RS Soekanto tidak mungkin ada Polri seperti sekarang ini," kata dia.

"Soekanto tidak hanya tokoh besar kepolisian, tetapi juga tokoh besar bangsa Indonesia, yang perlu dihargai, dibanggakan, dan menjadi panutan bagi generasi sekarang dan mendatang," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com