Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendikbud: Mending Di-"bully" Sekarang daripada Ribet Nantinya...

Kompas.com - 09/08/2016, 20:40 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menggagas program kokurikuler atau penambahan jam sekolah yang mengharuskan siswa beraktivitas di sekolah hingga sore hari. Tujuannya agar ada waktu lebih untuk pengembangan karakter dan pengetahuan siswa melalui kegiatan di luar kelas.

Selain itu, program ini menjembatani kekosongan pantauan terhadap siswa ketika pulang sekolah dan sebelum orangtua pulang kerja sehingga menghidarkan siswa dari perbuatan kontraproduktif.

Namun, belum lama program itu diutarakan ke publik, kritik dan saran dari berbagai pihak justru datang. Bahkan, sebuah petisi "Tolak Pendidikan "Full Day" Sehari Penuh di Indonesia" di www.change.org sudah ditandatangani lebih dari 14.698 orang.

Menanggapi hal itu, Muhadjir mengaku tidak bermasalah jika program kokurikuler batal diterapkan. Muhadjir mengatakan akan mencari program lain yang lebih tepat untuk masyarakat.

"Kalau tidak (diterapkan) ya enggak apa-apa, kami tarik (programnya) saya coba cari pendekatan lain," ujar Muhadjir di bilangan SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (9/8/2016).

(Baca: Bukan "Full Day School", Mendikbud Kaji Program "Kokurikuler" Sesuai Nawacita)

Muhadjir mengatakan, program co-ekstrakulikuler memang sengaja dilontarkan ke publik, tujuannya untuk dikritik. Dengan demikian, kata dia, Kemendikbud bisa melakukan pembenahan atas program tersebut atau mencari formulasi baru yang lebih baik.

Menurut dia, cara itu lebih baik daripada langsung ditetapkan, tetapi menuai polemik setelahnya.

"Jadi, memang saya lebih baik lontarkan ke masyarakat. Mending di-bully daripada setelah jadi (programnya disahkan) jadi ribet itu," kata dia.

(Baca: Mendikbud: Mohon untuk Tidak Menggunakan Kata-kata "Full Day School", Menyesatkan)

Ia menambahkan, saat ini Kemendibud masih mengkaji program tersebut. Pihaknya siap menerima berbagai masukan dari masyarakat, akademisi, dan pakar agar program ini lebih matang, termasuk kesiapan para guru dan infrastruktur sekolah sebagai sarana pendukung. 

"Kami olah di semua Dirjen (Kemendikbud), kami tampung semua saran-saran itu. Pak Dirjen sudah memetakan, mana sekolah yang sudah siap dan mana yang belum siap," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com