Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modus Operandi Pengadaan Vaksin Palsu di 14 Rumah Sakit

Kompas.com - 14/07/2016, 18:35 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan, Nila Djuwita Anfasa Moeloek mengungkapkan 14 rumah sakit yang menerima vaksin palsu.

Dari 14 rumah sakit tersebut, 13 di antaranya membeli vaksin palsu dari CV Azka Medika. Pengungkapan nama-nama rumah sakit dan bidan pengguna vaksin palsu, kata Nila, telah disepakati dengan Bareskrim Polri.

"Temuan vaksin palsu, adanya kelangkaan vaksin tertentu di pasar, yang bukan merupakan vaksin program pemerintah," ujar Nila di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/7/2016).

Data tersebut diungkapkannya dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Bareskrim Polri, Biofarma, dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

(Baca: Ini 14 Rumah Sakit yang Pakai Vaksin Palsu)

Nila memaparkan pula soal modus operandi vaksin palsu tersebut memasuki setiap rumah.

Rumah Sakit Dr Sander Cikarang dan Bhakti Husada, Terminal Cikarang, mendapat surat elektronik berisi pengajuan penawaran harga dari sales CV Azka Medika bernama Juanda (kini sudah tersangka). Ajuan tersebut disetujui direktur rumah sakit.    

Sementara 10 rumah sakit menerima proposal penawaran harga vaksin dari Juanda. Proposal diterima bagian pengadaan barang yang kemudian disetujui direktur rumah sakit. 

Ke-10 RS tersebut adalah Sentral Medika, RSIA Puspa Husada, Karya Medika Tambun, Kartika Husada Bekasi, Sayang Bunda Pondok Ungu Bekasi, Multazam, RSIA Gizar Villa Mutiara Cikarang, Elisabeth Narogong Bekasi, dan Hosana Lippo Cikarang, Hisana Bekasi Jalan Pramuka. 

Sementara RS Permata Bekasi, Juanda mengajukan proposal penawaran harga vaksin melalui CV Azka Medical. Kemudian dari bagian pengadaan mengajukan permohonan pengadaan kepada manajer purchasing. Lalu dimintakan persetujuan kepada direktur rumah sakit sebelum dilakukan pemesanan obat atau vaksin.

Sedangkan pengadaan vaksin palsu di RS Harapan Bunda Kramat Jati, tersangka menawarkan vaksin lewat perawat atas nama Irna (kini sudah ditahan sebagai penyedia botol tersangka Rita dan Hidayat). Irna, kemudian meminta tanda tangan dokter dan dimasukkan sebagai persediaan rumah sakit.

"Hasil penelusuran oleh Bareksim, ditemukan adanya penawaran vaksin tertentu dengan harga yang lebih murah," tutup Nila.

Kompas TV Ini Daftar Vaksin yang Biasa Dipalsukan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com