Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fadli Zon: Rekonsiliasi Berdasarkan Simposium 1965, Pemerintah Ngawur!

Kompas.com - 02/06/2016, 20:43 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI Fadli Zon mengatakan pemerintah harus mendengar rekomendasi dari simposium anti-PKI yang diselenggarakan oleh para purnawirawan dan sejumlah ormasdi Balai Kartini pada 1-2 Juni 2016.

Dia menambahkan, sembilan rekomendasi yang dihasilkan dari simposium tersebut merupakan bentuk suara masyarakat yang resah akan hadirnya kembali komunisme di Indonesia.

"Saya kira rekomendasi sangat rasional dan berdasarkan fakta sejarah jadi saya kira intinya rekomendasi harus didengar pemerintah. Ini masukan dari bawah dan didasarkan sejarah," ujar Fadli saat diwawancarai di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Kamis (2/6/2016).

(Baca: Menhan: Rekonsiliasi dengan Siapa, PKI? Orangnya Sudah pada Mati Kok)

Dia pun mengatakan jika semangat pemerintah memang menginginkan adanya rekonsiliasi, seharusnya tak boleh ada pemisahan dalam definisi pelanggaran HAM di masa lalu.

"Yang menjadi korban HAM itu siapa, korban HAM kok dipilih-pilih, harusnya korban HAM itu seluruhnya dari tahun 1948, kenapa harus dari tahun 1965 pertanyaannya. padi Pemerintah ngawurlah di simposium Aryaduta itu, tidak berdasarkan sejarah, tidak punya konsep yg jelas," tutur Fadli.

Simposium "Mengamankan Pancasila Dari Ancaman Kebangkitan PKI dan Ideologi Lain" pun resmi selesai. Simposium tersebut menghasilkan sembilan rekomendasi yang akan diserahkan kepada pemerintah.

(Baca: Ini Sembilan Rekomendasi dari Simposium Anti PKI)

Sembilan rekomendasi simposium tersebut dibacakan oleh Wakil Ketua Umum Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI/POLRI Indonesia (FKPPI) pusat, Indra Bambang Utoyo di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Kamis (2/5/2016).

Salah satu isinya adalah meminta PKI dan pemerintah minta maaf kepada keluarga korban pembantaian PKI tahun 1948. Simposium juga meminta PKI dibubarkan.

Kompas TV Pemerintah Bahas Sejarah G20S

Rekomendasi tersebut akan diserahkan kepada Pemerintah untuk menjadi pelengkap dari rekomendasi di Simposium Aryaduta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com