Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW Mencatat Ada 425 Kasus Korupsi Pendidikan Sepanjang 2005-2016

Kompas.com - 17/05/2016, 18:32 WIB
Ayu Rachmaningtyas

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor pendidikan masih menjadi lahan empuk bagi praktik korupsi. Besarnya anggaran pendidikan hingga Rp 424,7 triliun pada 2016 juga diikuti dengan meningkatnya penyelewengan penggunaan dana itu.

Berdasarkan data yang dimiliki Indonesia Corruption Watch (ICW), setidaknya ada 425 kasus korupsi terkait anggaran pendidikan periode 2005-2016.

"Dengan kerugian negara Rp 1,3 triliun dan nilai suap Rp 55 miliar," kata peneliti Divisi Investigasi ICW, Wana Alamsyah, di Jakarta, Selasa (17/5/2016).

Menurut Wana, sebanyak 411 kasus korupsi telah ditangani dan masuk ke tahap penyidikan oleh penegak hukum.

Kejaksaan telah menangani sebanyak 324 kasus korupsi dengan kerugian negara sebesar Rp 897,2 miliar. Kepolisian telah menangani 82 kasus korupsi dengan kerugian negara sebesar Rp 228,1 miliar.

Sedangkan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hanya menangani 5 kasus, dengan kerugian negara sebesar Rp 148 miliar. Menurut Wana, ini disebabkan KPK hanya menangani kasus korupsi dengan kerugian negara di atas Rp 1 miliar.

Sedangkan kejaksaan dan kepolisian menangani kasus korupsi dengan kerugian negara yang lebih kecil.

"Walaupun lebih sedikit, KPK mampu mengembalikan kerugian negara seperempat dari kepolisian dan kejaksaan," kata dia.

Anggaran pendidikan tercatat sebesar Rp 424,7 triliun dari total anggaran 2.121 triliun dalam APBN 2016.

Dari total anggaran pendidikan yang ada, sebesar Rp 143,8 triliun berada di pemerintah pusat, Rp 275,9 triliun transfer daerah, dan Rp 5 triliun untuk dana pengembangan pendidikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com