Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Dinilai Blunder jika Paksa Risma atau Ganjar Maju Pilgub DKI

Kompas.com - 04/05/2016, 13:38 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PDI Perjuangan dinilai menghancurkan masa depan kader potensialnya yang kini tengah menjabat sebagai kepala daerah jika memaksa mereka bertarung dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017.

Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti mengatakan, jika para kader potensial PDI-P seperti Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dipaksakan maju Pilgub DKI Jakarta, maka bisa meninggalkan kesan negatif bagi para simpatisan PDI-P khususnya di Surabaya dan Jawa Tengah.

(baca: Ahok dan Risma Dianggap Layak "Diadu" di DKI)

"Mereka kan diharapkan oleh warganya untuk menyelesaikan masa jabatannya. Kalau Risma dan Ganjar dipaksa turun ke Jakarta malah bisa jadi blunder buat PDI-P," kata Ikrar saat dihubungi Kompas.com, Rabu (4/5/2016).

Ikrar menambahkan, kepala daerah berprestasi dari PDI-P seperti Ganjar dan Risma boleh saja diproyeksikan untuk menjadi Presiden, khususnya lewat Pilgub DKI sebagai batu loncatan.

Hanya, dia menyarankan untuk tidak gegabah dalam melakukan hal tersebut. (baca: "Jangan Samakan Risma dengan Jokowi")

"Di daerahnya masing-masing jika mereka berprestasi pastinya bisa menjadi bahan pembicaraan juga di tingkat nasional. Daripada meninggalkan daerahnya masing-masing, tapi malah program kerjanya tidak diteruskan, ya sayang, jadinya malah buruk kesannya," ujar Ikrar.

Ia melanjutkan, jika PDI-P tetap memaksa Risma dan Ganjar turun di Pilgub DKI Jakarta, kesan negatif yang ditinggalkan simpatisan mereka tentu berpengaruh ke Pilpres 2019.

Mereka akan disangka haus jabatan karena belum menyelesaikan tugasnya di daerah. (baca: Ikrar Nusa Bhakti: Risma Belum Bisa Tandingi Ahok)

Menurut Ikrar, daerah juga membutuhkan figur-figur yang berkualitas untuk menjadi kepala daerah.

"Sehingga kalau dipaksakan bisa merusak citra partai sekaligus citra Risma dan Ganjar juga," ujar dia.

Risma sebelumnya mengaku telah menyampaikan langsung penolakannya untuk dicalonkan sebagai gubernur DKI Jakarta kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

(baca: Respons Megawati Saat Risma Menolak Jadi Cagub DKI)

Alasan utamanya adalah janji Risma untuk menyejahterakan warga Surabaya, termasuk menyelesaikan persoalannya satu per satu.

Menurut Risma, janji adalah utang yang harus dipenuhi. Risma mengatakan, warga Surabaya juga tidak setuju jika dirinya pindah memimpin di ibu kota negara.

Penolakan juga disampaikan Ganjar. Ia berkali-kali menyampaikan sudah menjabat gubernur. (baca: Soal Pilgub DKI, Ganjar Pranowo Ikuti Langkah Ridwan Kamil)

Kompas TV Risma Bakal Dipilih Jadi Pesaing Ahok?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Nasional
KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

Nasional
Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com