Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja DPR yang Jeblok dan Tuntutan yang Banyak Dinilai Tak Sebanding

Kompas.com - 07/04/2016, 19:09 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) menyorot banyaknya tuntutan Dewan Perwakilan Rakyat terkait pemenuhan fasilitas. Hal tersebut dinilai tak sebanding dengan kinerjanya yang dianggap jeblok.

Beberapa tuntutan tersebut di antaranya terkait mega proyek gedung DPR, kenaikan tunjangan anggota, permintaan paspor diplomatik bagi semua anggota DPR, dan lain sebagainya.

"Mega proyek yang terdiri dari 7 proyek itu, bagaimana bisa pemerintah dan DPR mengucurkan dana Rp 570 miliar sedangkan grand design perencanaan gedung itu sendiri belum ada?" tutur Peneliti Formappi Bidang Sarana dan Prasarana, I Made Leo Wiratma, di Kantor Formappi, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (7/4/2016).

Kini, DPR sendiri dinilai kebingungan menggunakan anggaran tersebut dan malah menggulirkan wacana lain, yaitu membangun perpustakaan terbesar se-Asia Tenggara.

"Perpustakaan itu sebenarnya ranah pemerintah. Kita juga punya perpustakaan nasional. Kenapa tidak itu saja yang dibesarkan?" kata Made.

Perpustakaan nasional dinilai lebih terbuka dan aksesnya lebih mudah bagi publik. Berbeda dengan jika penempatannya di DPR yang cenderung memiliki pengawasan lebih ketat. Terlebih DPR sendiri berkeinginan membentuk polisi parlemen.

Penjaga keamanan kompleks parlemen yang selama ini dijaga pengamanan dalam (Pamdal) mau diganti dengan pasukan keamanan seperti polisi dan tentara mirip pengamanan istana kepresidenan.

Menurut Made, keberadaan Pamdal saat ini sudah cukup. Meski DPR dan istana presiden sama-sama lembaga negara, namun keinginan membentuk polisi parlemen dinilai terlalu berlebihan.

"Sangat berbeda. Di istana kan ada presiden, kepala negara. Apa pun yang dia lakukan harus dijaga," imbuhnya.

Tuntutan lainnya yang juga disorot oleh Formappi adalah penganggaran pembelian bus, ambulan, antivirus, mobil derek, dan pengadaan sarana ruang tidur utama dan ruang tidur anak Rumah Jabatan Anggota (RJA) Kalibata dan Ulujami dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016. Meski tak berniat mengkritisi, kata Made, namun pihaknya mempertanyakan angka yang dipatok untuk keperluan-keperluan tersebut.

"Misal beli ambulan Rp 1,7 miliar. Itu tipe apa? Kemudian untuk apa juga DPR beli mobil derek?" ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com