Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Minta Demokrat Jangan Diserang, PDI-P Heran

Kompas.com - 05/04/2016, 12:53 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai, kritik merupakan salah satu perwujudan nilai-nilai demokrasi di Tanah Air. Ia pun heran, ada elite partai politik yang saat ini enggan menerima kritik dari masyarakat.

Menurut Hasto, kritik diperlukan sebagai kontrol terhadap kekuasaan. Hal itu guna menghindari terjadinya penyalahgunaan wewenang yang begitu besar oleh parpol ketika berada dalam kekuasaan.

Hasto pun mencontohkan Megawati Soekarnoputri saat menjadi Presiden RI dan Ketua Umum PDI Perjuangan.

Ia mengatakan, Megawati selama ini tidak pernah menolak kritik yang diberikan masyarakat. (Baca: Perundungan Elite di Media Sosial)

"Ini karena baginya, berpolitik adalah tradisi membangun organisasi dengan merespons berbagai kritik. Sementara itu, di luar sana, ada pemimpin yang memohon agar partainya dijauhkan dari serangan kritik," kata Hasto saat membuka pelatihan tim kampanye PDI-P di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Selasa (5/4/2016).

Ia menambahkan, kritik diperlukan untuk menjaga moralitas dan etika politik seorang politisi. Sepanjang, politisi bertingkah sesuai dengan ideologi keyakinan yang dianut partainya, kritik dapat menjadi realitas untuk menghidupkan demokrasi.

"Demokrasi tanpa kritik dan otokritik hanya membuat partai ini berdiri di menara gading kekuasaan," ujarnya.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sebelumnya mengatakan, Demokrat saat ini sedang fokus untuk berbenah diri. (Baca: SBY Minta Demokrat Jangan Diserang)

Untuk itu, Presiden RI yang menjabat setelah Megawati ini meminta agar partainya tidak diganggu dan diserang secara berlebihan.

"Politik Partai Demokrat lurus. Kita tidak mau mengganggu siapa pun. Namun, PD minta tolong, ketika sedang berbenah diri, jangan pula diganggu, di-bully, dan diserang yang kadang-kadang melebihi kepatutan," ujar Yudhoyono, saat menutup penataran pimpinan dan kader Partai Demokrat dengan tajuk "Negara, Pemerintahan, dan Sistem Nasional" di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (2/4/2016).

Yudhoyono pun mengajak semua partai politik dan elemen bangsa untuk berpolitik secara baik.

Menurut dia, masing-masing tentu memiliki niat membangun diri. Oleh karena itu, ia pun meminta kesempatan yang sama untuk Partai Demokrat berbenah diri.

Kompas TV SBY: Memilih Menteri Itu Harus Pas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com