Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Zuhairi Misrawi
Ketua Moderate Muslim Society

Intelektual Muda Nahdlatul Ulama dan Ketua Moderate Muslim Society. Pernah mondok selama 6 tahun di Pondok Pesantren al-Amien, Prenduan. Menyelesaikan kuliah di Jurusan Akidah-Filsafat Fakultas Ushuluddin Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir. Menerbitkan sejumlah buku. I Akun twitter @zuhairimisrawi

Pesan Toleransi Grand Syaikh al-Azhar

Kompas.com - 26/02/2016, 12:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorSandro Gatra


Saya beruntung bisa berjumpa langsung dengan Grand Syaikh al-Azhar, Syaikh Ahmad Muhammad Ahmad Thayyeb, Kamis, 26 Februari 2016 di Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat.

Sebagai alumnus Universitas al-Azhar, saya dan teman-teman alumni yang lain menyambut kedatangan Grand Syaikh dengan suka-cita.

Maklum, jejak keilmuan al-Azhar begitu nyata dalam diri kami. Bagi saya pribadi, khususnya, al-Azhar sangat berperan dalam napak-tilas pembentukan pemikiran keislaman saya.

Setelah lulus dari pesantren, saya langsung menimba keilmuan Islam, baik klasik maupun kontemporer dari Universitas al-Azhar. Saya belajar Filsafat Yunani, Filsafat Modern, Tasauf, Tafsir, Akidah, dan lain-lain dari al-Azhar.

Saat berjumpa Grand Syaikh, saya langsung memberikan buku saya, “Al-Azhar: Menara Ilmu, Reformasi, dan Kiblat Keulamaan” kepada beliau. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas pada tahun 2010.

Saya sengaja menulis buku ini sebagai “tanda terima kasih” kepada al-Azhar yang telah membuka cakrawala pemikiran moderasi Islam.

Alhamdulillah, Grand Syaikh sangat senang dengan buku tersebut. Di tengah protokoler yang sangat ketat ala RI 1, beliau akhirnya menerima saya dan wartawan Harian Kompas untuk wawancara tentang peran al-Azhar dalam moderasi Islam, perdamaian, dan toleransi.

Saya penasaran ingin mendengarkan langsung dari Grand Syaikh perihal sikapnya tentang toleransi, khususnya toleransi di dalam internal umat Islam.

Menurut saya, toleransi di dalam internal umat Islam merupakan modal penting untuk membangun toleransi dengan umat agama-agama yang lain.

Jika umat Islam mampu saling menghormati dan saling menghargai di antara sesama mereka, saya yakin akan mudah memperluas horizon toleransi bagi umat agama-agama lain, keyakinan, bahkan bagi mereka yang tidak beragama sekalipun.

Grand Syaikh berpesan, bahwa salah satu cara membangun toleransi yaitu menghindari pengafiran (takfir). Tidak ada alasan bagi siapapun untuk mengafirkan Muslim yang menghadap kiblat. Tidak dibenarkan bagi kaum Sunni untuk mengafirkan kaum Syiah.

Sebaliknya, tidak dibenarkan bagi kaum Syiah untuk mengafirkan kaum Sunni. Kedua mazhab ini harus mencari titik-temu dan saling memaklumi perbedaan.

Pengafiran merupakan ancaman bagi toleransi, karena dapat memecahbelah umat. Sesama Muslim mestinya saling menghormati dan saling menghargai, hidup berdampingan secara damai, dan tidak melakukan kekerasan di antara sesama Muslim.

Saat berjumpa dengan Majelis Ulama Indonesia, Grand Syaikh menegaskan bahwa Sunni-Syiah merupakan dua sayap Islam. Keduanya bersaudara.

Konflik sektarian antara Sunni-Syiah yang dihembuskan belakangan ini lebih bernuansa politis. Jauh sebelum isu sektarian ini mencuat ke permukaan, sebenarnya relasi Sunni-Syiah relatif kondusif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com