Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dicari, Sosok Pejuang Kemanusiaan dan Toleransi

Kompas.com - 11/02/2016, 05:00 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, Kompas.com - Memasuki tahun 2016, Indonesia diisi oleh peristiwa-peristiwa yang membawa masyarakat ke jurang intoleransi, kebencian sektarian, kekerasan terhadap minoritas, dan terorisme.

Kebencian sektarianian anti-Syiah kian subur di ruang publik, pengusiran warga Ahmadiyah di Sungailiat yang difasilitasi pemerintah daerah Bangka, amuk massa terhadap pengikut Gafatar di Mempawah hingga pembakaran propertinya, dan aksi terorisme di Thamrin yang mengancam keamanan.

Begitu juga dengan kasus yang belum sepenuhnya pulih seperti Tolikara-Papua dan Singkil-Aceh.

Munculnya fenomena intoleransi menunjukkan adanya dua problem besar; pertama, menguatnya isu sektarianisme kelompok atau golongan dalam satu agama, seperti terjadi dalam kasus jamaah Ahmadiyah dan Syiah. Kedua, persoalan hubungan antar-umat beragama (intoleransi dan persoalan rumah ibadah).

"Di tengah persoalan besar tersebut, Indonesia membutuhkan figur-figur yang memperjuangkan nilai-nilai kemajemukan, keindonesiaan, dan kemanusiaan untuk menyuntikan harapan baru," ujar Manajer Program Maarif Institute, Khelmy K Pribadi, melalui keterangan tertulis, Rabu (10/2/2016).

Figur yang dibutuhkan, lanjut Khelmy, juga harus bisa menjadi model untuk penguatan dan pemberdayaan masyarakat sipil dalam upaya pencegahan kekerasan sektarian, sekaligus menjembatani hubungan antar-agama di kalangan masyarakat akar rumput.

"Berangkat dari kebutuhan itu, Maarif Institute kembali mengundang publik untuk mengusulkan nama-nama yang dinilai pantas menerima Maarif Award 2016," ungkapnya.

Penghargaan yang pertama kali diadakan tahun 2007 ini akan diberikan kepada orang-orang yang memiliki keteladanan, kepemimpinan lokal dan komitmen terhadap nilai-nilai kebhinnekaan, anti kekerasan serta anti diskriminasi.

Masyarakat yang ingin mengusulkan nama sesuai kriteria dapat mengunduh formulir pendaftaran di www.maarifinstitute.org. Pengiriman berkas pencalonan diterima selambatnya pada 15 Maret 2016 dan dikirimkan melalui surat elektronik ke maarif@maarifinstitute.org atau dikirim langsung ke sekretariat MAARIF Institute Jl. Tebet Barat Dalam 2 No. 6 Tebet, Jakarta Selatan 12810.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com