Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evy Susanti Kesal Berkali-kali Dimintai Uang oleh OC Kaligis

Kompas.com - 10/02/2016, 20:00 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Istri Gubernur nonaktif Sumatera Utara, Evy Susanti mengaku keberatan dengan ongkos pengacara yang dikeluarkan selama mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) di Medan.

Evy mengatakan, pengacara Otto Cornelis Kaligis terus meminta uang di luar biaya pengacara yang diterima reguler. Evy pun menumpahkan keberatannya ke anak buah Kaligis, Yulius Irawansyah atau yang akrab disapa Iwan.

"Saya curhat ke Iwan, saya buat sehari-hari aja ngepas. Ini kok mintanya banyak banget," ujar Evy di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (10/2/2016).

Evy dan Gatot diwajibkan membayar biaya kepada firma hukum OC Kaligis sebesar Rp 600 juta perbulan untuk 40 jam konsultasi.

(Baca: OC Kaligis Divonis 5,5 Tahun Penjara)

Kemudian, Kaligis pernah meminta uang sebesar 30.000 dollar AS kepada Evy untuk para hakim PTUN. Tak cukup sampai di situ, Kaligis kembali meminta 2.500 dollar AS untuk diberikan kepada panitera PTUN.

"Masa saya harus ngeluarin uang sebanyak itu untuk PTUN. Berapa sih budget untuk itu? Kok kayaknya enggak ada limitnya," kata Evy menirukan ucapannya ke Iwan.

Saat itu, kata Evy, Iwan menjelaskan bahwa biaya pengacara di kantor Kaligis memang tinggi. Evy merasa keberatan karena Gatot tidak memiliki usaha tambahan untuk mendapat penghasilan lebih.

Sementara uang dari hasil usaha Evy tidak mencukupi untuk menutupi seluruhnya.

(Baca: Ketua PTUN Medan Menyesal Terima Ribuan Dollar AS dari OC Kaligis)

"Makanya saya enggak mau mas Gatot gugat itu. Enggak punya uang juga kan," kata Evy.

Selain alasan finansial, Evy menolak pengajuan gugatan ke PTUN karena sudah menangkap firasat buruk. Terlebih lagi, saat mengetahui bahwa ada pertemuan Kaligis beserta anak buahnya dengan hakim PTUN di luar hari kerja.

Evy pun merasa pernah diawasi sehingga membuatnya jadi ketakutan.  "Ada juga dengar OTT dari KPK. Jadi bukan berarti saya (bayar) karena setujui gugatan. Justru ada gugatan ini saya jadi takut," kata Evy.

Kekhawatiran Evy terbukti saat KPK menangkap hakim dan panitera PTUN serta anak buah Kaligis, M Yagari Bhastara alias Gary.

Kompas TV OC Kaligis Divonis 5 Tahun 6 Bulan Penjara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com