Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ajukan Pembelaan di Hadapan Hakim, Jero Wacik Berkisah Pengalamannya Mati Suri

Kompas.com - 28/01/2016, 18:38 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mungkin tidak banyak yang tahu kisah masa kecil Jero Wacik, anak pedalaman Kintamani yang kini menjadi pesakitan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Jero mengisahkan masa kecilnya yang prihatin. Jero memiliki tujuh saudara yang semuanya meninggal dunia saat masih bayi.

"Ada yang hanya berumur lima hari, dua hari, satu minggu. Yang hidup hanya satu, yaitu saya," ujar Jero saat membacakan nota pembelaan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (28/1/2016).

Jero terlahir dengan nama I Santra. Hidup Jero sebagai anak satu-satunya yang hidup pun tak berjalan mulus. Saat berumur kurang dari satu tahun, Jero mengaku pernah mati suri.

"Ketika 11 bulan, saya pernah mati suri. Lalu, ada orang pintar melihat ini masih berdenyut. Dibawalah saya ke pura, berdoa di sana, lalu hidup lagi," kata Jero.

Pada usia enam tahun, Jero diangkat menjadi pemangku pura. Sejak saat itulah, nama Jero Wacik melekat pada dirinya. Jero kecil tumbuh menjadi dewasa dengan kerja keras.

Ia harus memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya dengan menjadi pedagang asongan bersama orangtuanya. Beruntung, Jero memiliki otak encer. Ia menyebut dirinya kerap meraih penghargaan atas kecerdasannya.

Lalu, Jero melanjutkan sekolah di Institut Teknologi Bandung dan lulus kurang dari empat tahun. Setelah itu, Jero bekerja di anak perusahaan Astra selama 18 tahun, dosen di Universitas Indonesia (UI) selama 15 tahun, dan wirausaha membangun vila mewah di Bali selama 12 tahun.

"Usia 54 tahun pada 2013 itu saya merasa agak mapan. Kebutuhan memang tidak ada habisnya, tetapi saya anggap saya mapanlah," kata Jero.

Nyaris Jero merasa puas dengan pencapaiannya, kemudian ia teringat pesan sang ayah. Jero merupakan anak satu-satunya yang hidup di antara tujuh anak lainnya sehingga hidupnya tidak boleh habis untuk diri sendiri.

"Saya ingin mengabdi kepada bangsa saya. Ada panggilan mengabdi untuk memajukan bangsa, memajukan negeri," kata Jero.

Akhirnya, Jero bergabung dengan Partai Demokrat. Ia sempat menjadi Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat. Pada tahun 2014, ia dipanggil menghadap Presiden keenam Soesilo Bambang Yudhoyono. Ia ditunjuk menjadi Menteri Kebudayaan dan Pariwisata.

Jabatan tersebut masih didudukinya hingga tahun 2011. Kemudian, saat perombakan kabinet, dia digeser menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

Tahun demi tahun berlalu. Jero masih merasa berguna bagi bangsa meski tak lagi jadi menteri di pemerintahan berikutnya. Ia terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019. Namun, dua pekan sebelum dilantik, Jero dicokok KPK.

Jero diduga melakukan penyalahgunaan dana operasional menteri, pemerasan di kementerian, dan menerima gratifikasi.

"Saat itu, KPU dilarang melantik saya sehingga saya jadi tersangka sudah setahun lebih," kata Jero.

Dengan suara tersendat, Jero meminta maaf kepada keluarganya. Ia merasa sudah jauh dari keluarga selama 10 tahun terakhir karena mengabdi kepada negara.

"Setelah bebas tugas, papa malah dipenjara. Maafkan papa..." ujar Jero lirih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com