Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rio Capella: Saya Masuk Penjara karena Lupa Kembalikan Uang dari Evy

Kompas.com - 27/01/2016, 17:13 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Patrice Rio Capella dihadirkan sebagai saksi dalam sidang perkara dugaan suap dengan terdakwa Gubernur nonaktif Sumatera Utara Gatot Pujo Nuhroho dan istrinya, Evy Susanti.

Dalam kesaksiannya, Rio membantah sengaja menerima pemberian uang Rp 200 juta dari Evy. Bahkan, Rio mengaku sejak awal sudah berniat mengembalikan uang itu ke Evy.

"Bulan Juni, saya minta sopir dikembalikan ke Sisca. Itu sebelum umrah," ujar Rio saat bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (27/1/2016).

Rio mengatakan, sepulangnya dari umrah, ia tidak menanyakan lagi ke sopirnya, Jupanes Karwa, soal uang tersebut. Ia baru mengetahui belakangan bahwa uangnya belum kembali ke Sisca. Rio berdalih sibuk saat ditanya keseriusannya mengembalikan uang.

(Baca: Rio Capella: Kacau-balau Ini Persidangan, Sakit Jiwa!)

"Sisca tidak sempat saya hubungi. Saya lupa, enggak mikir ke sana karena saat itu sibuk urus pilkada," kata Rio.

"Gara-gara itu kan saya masuk penjara karena tidak kembalikan," kata dia.

Rio mengakui bahwa dari uang Rp 200 juta itu, dia memberikan Rp 50 juta kepada Sisca. Rio beralasan, uang tersebut sebagai bentuk perhatian Rio sebagai teman.

(Baca: Gatot dan Evy Didakwa Suap Rio Capella untuk Amankan Kasus di Kejaksaan Agung)

"Dia menceritakan sekolah anaknya, kemudian secara teman, saya bantu. Karena saya enggak ada duit cash, saya pakai itu," kata Rio.

Meski begitu, Rio tidak mengetahui maksud pemberian uang Evy. Ia juga tidak berusaha mencari tahu peruntukannya. Namun, Rio membantah uang itu sebagai pelicin agar dirinya mau memgamankan kasus Gatot di Kejaksaan Agung.

"Saya pikir, ya uang ngopi-ngopi. Ini uang biasa saja," kata Rio.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com