Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rakernas PDI-P Bahas Antisipasi Pembuatan UU yang Didasari Dendam Politik

Kompas.com - 12/01/2016, 07:53 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I PDI Perjuangan pada hari kedua, Senin (11/1/2016), diisi dengan rapat-rapat internal komisi.

Berbagai isu seperti ekonomi, politik dan hukum menjadi bahan diskusi dalam pertemuan yang digelar tertutup. '

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, salah satu pembahasan komisi adalah terkait antisipasi pembuatan peraturan dan undang-undang yang didasarkan pada dendam politik.

"Sistem pemilu mulai disiapkan. Kami tidak mau 2019 jadi risiko buat PDI-P. Kami tidak ingin peraturan dan undang-undang dibuat atas dendam politik," ujar Hasto pada Rakernas I PDI-P di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (11/1/2016).

Soal dendam politik, Hasto menyinggung pembuatan Undang-Undang MPR, DPR, DPD dan DPRD (UU MD3). PDI-P yang merupakan partai pemenang pemilu, tidak mendapatkan jatah pimpinan di parlemen.

Undang-undang yang disahkan sebelum pemilihan pimpinan dan alat kelengkapan dewan dinilai sengaja untuk menghambat pemerintahan Presiden terpilih.

Hasto mengatakan, hal tersebut didasari kekalahan sejumlah partai politik dalam pemilu presiden.

"Tidak fair undang-undang dibuat sesaat sebelum kontestasi. Sesuai norma dan etika, tidak seharusnya undang-undang dibuat setelah pilpres untuk menghambat Presiden terpilih," kata Hasto.

Menurut Hasto, salah satu usul yang dibahas dalam Rakernas adalah disusunnya syarat pembuatan undang-undang.

Misalnya, undang-undang pemilu sebaiknya tidak diubah pada setahun menjelang pemilihan. Hal ini menghindari adanya kepentingan politik sepihak yang dalam revisi undang-undang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com