JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP Partai Golkar hasil Munas Bali, Hafidz Zamawi, mulai gerah dengan sikap Aburizal Bakrie yang terus menolak upaya munas rekonsiliasi dengan kubu Agung Laksono.
Dia menilai Aburizal sudah menjadikan Golkar sebagai perusahaan yang seolah-olah hanya dimiliki oleh pribadi, bukan partai politik yang dimiliki oleh banyak kalangan.
"Golkar itu parpol, bukan perusahaan keluarga. Tidak ada satu orang pun punya saham mayoritas," kata Hafidz saat bertemu anggota senior Partai Golkar, Akbar Tandjung, di Jakarta, Kamis (7/1/2015).
"Tidak bisa parpol dikendalikan seperti perusahaan," ucapnya.
Hafiz bersama sejumlah pengurus Munas Bali dan Munas Ancol meminta Akbar Tandjung untuk turun tangan mengatasi dualisme kepemimpinan yang tak kunjung usai.
Menurut dia, kisruh Golkar yang semakin parah hanya bisa diselesaikan apabila para anggota senior dan sesepuh Partai Golkar turun tangan.
"Jangan sampai partai ini terpuruk keluar dari garis edar demokrasi di Indonesia hanya karena pemimpinnya mementingkan golongan dan kelompok masing-masing," ucap dia.
Menurut dia, bisa saja nantinya para anggota senior Partai Golkar membentuk sebuah tim untuk memimpin musyawarah rekonsiliasi Golkar.
Pengurus Munas Ancol, Bali, dan Riau 2009 bisa ikut di dalam munas itu karena saat ini tidak ada satu pun kepengurusan yang disahkan oleh Menkumham.
"Tidak ada lagi (kepengurusan) Bali atau Ancol. Semua harus terlibat," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.