Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Minta Golkar Serahkan Kursi Ketua DPR jika Ingin Gabung ke Pemerintah

Kompas.com - 05/01/2016, 15:46 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno menyambut baik jika Partai Golkar hendak bergabung menjadi partai pendukung pemerintah. Namun, dia meminta Golkar terlebih dulu menunjukkan komitmennya dengan menyerahkan kursi ketua DPR kepada PDI-P.

"Wacana kan berbeda dengan bukti nyata. Yang kita harapkan dalam jangka pendek ini, Golkar kembali menunjukkan sikap negarawan dengan sukarela menjunjung tingi aspek demokrasi di legislatif. Jangan termakan libido kekuasaan jangka pendek, merebut posisi ketua DPR," kata Hendrawan saat dihubungi Kompas.com, Selasa (5/1/2016).

Hendrawan mengatakan, sesuai aspek demokrasi, posisi ketua DPR seharusnya diberikan kepada PDI-P sebagai partai pemenang Pemilu Legislatif 2014. (Baca: Jokowi: Jangan Mendikte, Intimidasi, dan Desak "Reshuffle")

Namun, dia menuding Golkar sengaja mengubah Undang-Undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3) sehingga aturan mengenai pemilihan ketua DPR berubah.

Pemilihan pimpinan DPR pun diusung secara paket dan dimenangkan Koalisi Merah Putih yang saat itu berjumlah mayoritas. (Baca: Zulkifli Tegur Anggotanya yang Spekulasi soal "Reshuffle")

"Golkar merekayasa, mengubah UU MD3 dengan kecepatan superkilat sehingga posisi ketua DPR direbut mereka," ujar Hendrawan.

Anggota Komisi XI DPR ini berharap Golkar membatalkan pengusulan Ade Komarudin sebagai ketua DPR menggantikan Setya Novanto. Golkar juga, kata dia, harus mendukung PDI-P untuk merevisi kembali UU MD3. (Baca: Kubu Aburizal Ingin Gabung ke Pemerintahan agar Kepengurusan Disahkan?)

"Idealnya Golkar harus membuktikan secara konkret, jangan ketika kepepet bicara hal-hal yang ideal, tetapi saat di atas angin menggunakan kekuasaan secara semena-mena," ujar Hendrawan.

Partai Golkar di bawah pimpinan Aburizal Bakrie membuka opsi untuk bergabung menjadi pendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Opsi ini muncul pada konsolidasi nasional Partai Golkar, Senin (4/1/2016), di Bali. (Baca: Kubu Aburizal Bakrie Buka Opsi Bergabung dengan Pemerintah)

DPD I sepakat merekomendasikan agar Golkar menjadi partai pendukung pemerintah dalam konsolidasi nasional di Bali.

Namun, rekomendasi itu masih akan dibahas kembali dalam rapat pimpinan nasional yang akan segera digelar.

"Dibahas dalam rapimnas apakah kita tetap di luar pemerintahan atau bergabung dengan pemerintahan, tetapi bukan di KIH ya," kata Wakil Ketua Umum DPP Golkar Munas Bali Nurdin Halid saat dihubungi Kompas.com, Selasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Sebut Surplus Panen Padi di Kotawaringin Timur Akan Dibawa ke IKN

Jokowi Sebut Surplus Panen Padi di Kotawaringin Timur Akan Dibawa ke IKN

Nasional
Hari Anti Narkotika Internasional, Mengadopsi Kebijakan Berbasis Ilmiah

Hari Anti Narkotika Internasional, Mengadopsi Kebijakan Berbasis Ilmiah

Nasional
Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Dianggap Incar Efek 'Ekor Jas'

Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Dianggap Incar Efek "Ekor Jas"

Nasional
Jokowi Sebut Indonesia Akan Terdampak Gelombang Panas Empat Bulan ke Depan

Jokowi Sebut Indonesia Akan Terdampak Gelombang Panas Empat Bulan ke Depan

Nasional
Duetkan Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Kurang Diuntungkan Secara Elektoral

Duetkan Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Kurang Diuntungkan Secara Elektoral

Nasional
3 Desa Dekat IKN Banjir, BNPB: Tak Berdampak Langsung ke Pembangunan

3 Desa Dekat IKN Banjir, BNPB: Tak Berdampak Langsung ke Pembangunan

Nasional
Wakasad Kunjungi Pabrik “Drone” Bayraktar di Turkiye

Wakasad Kunjungi Pabrik “Drone” Bayraktar di Turkiye

Nasional
Usung Anies di Pilkada Jakarta 2024, PKS Dianggap Menjaga Daya Tawar Politik

Usung Anies di Pilkada Jakarta 2024, PKS Dianggap Menjaga Daya Tawar Politik

Nasional
Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

Nasional
Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

Nasional
Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

Nasional
Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Nasional
DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi 'Online' ke MKD

DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi "Online" ke MKD

Nasional
Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Nasional
PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com