Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kubu Aburizal Ingin Gabung ke Pemerintahan agar Kepengurusan Disahkan?

Kompas.com - 05/01/2016, 14:40 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sikap Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie yang membuka opsi bergabung dengan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dinilai sebagai strategi agar kepengurusan hasil Munas Bali mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly.

Sejauh ini, Menkumham belum juga mengesahkan kepengurusan Munas Bali meski sudah mencabut surat keputusan (SK) kepengurusan Golkar Munas Ancol yang dipimpin Agung Laksono.

"Memang persoalan keabsahan partai sendiri sudah cukup banyak menyita waktu dan tenaga. Saya kira Golkar memang belajar dari sini bahwa menjadi partai oposisi itu tidak mudah. Untuk mempermudah pengesahan tersebut diperoleh jalan terbaik adalah bergabung dengan pemerintah," kata pengamat politik dari Universitas Padjadjaran, Idil Akbar, saat dihubungi, Selasa (5/1/2016).

Selain itu, Idil juga meyakini sikap Golkar ini tidak terlepas dari keinginan untuk mendapatkan kursi menteri di kabinet kerja pemerintahan.

Pemberian jatah kursi menteri ini akan menjadi perekat komitmen Golkar mendukung pemerintah. (Baca: Jokowi: Jangan Mendikte, Intimidasi dan Desak "Reshufle")

"Jadi, saya tidak terlalu heran jika Golkar punya niat bergabung dengan pemerintah karena Golkar sejak dulu selalu menjadi the rule party dan tak punya pengalaman menjadi partai oposisi," kata Idil.

Namun, dosen Ilmu Pemerintahan Unpad ini mempertanyakan sikap Golkar yang bergabung ke pemerintah dan tidak bergabung dengan Koalisi Indonesia Hebat. (Baca: Zulkifli Tegur Anggotanya yang Spekulasi soal "Reshuffle")

Menurut dia, sikap tersebut hipokrit karena daya dukung pemerintah juga sebenarnya berada dalam tangan KIH sebagai koalisi pendukung Jokowi. (Baca: PAN Tak Mau Disebut Dikte Presiden Jokowi Soal Kursi Menteri)

"Mungkin saja Golkar beranggapan cukup mendukung pemerintah saja tanpa harus masuk dan mendukung KIH. Tetapi, logika publik saya kira akan menganggap bahwa Golkar nantinya akan menjadi bagian dalam koalisi partai pendukung pemerintah," ucap Idil.

Partai Golkar di bawah pimpinan Aburizal Bakrie membuka opsi untuk bergabung menjadi pendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Opsi ini muncul pada konsolidasi nasional Partai Golkar, Senin (4/1/2016), di Bali. (Baca: Kubu Aburizal Bakrie Buka Opsi Bergabung dengan Pemerintah)

DPD I sepakat merekomendasikan agar Golkar menjadi partai pendukung pemerintah dalam konsolidasi nasional di Bali.

Namun, rekomendasi itu masih akan dibahas kembali dalam rapat pimpinan nasional yang akan segera digelar.

"Dibahas dalam rapimnas apakah kita tetap di luar pemerintahan atau bergabung dengan pemerintahan, tetapi bukan di KIH ya," kata Wakil Ketua Umum DPP Golkar Munas Bali Nurdin Halid saat dihubungi Kompas.com, Selasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Ungkap Modus Dugaan Korupsi Bansos Presiden, Kualitas Dikurangi

KPK Ungkap Modus Dugaan Korupsi Bansos Presiden, Kualitas Dikurangi

Nasional
Tiba di Pearl Harbor, KRI Raden Eddy Martadinata-331 Akan Latihan dengan Puluhan Kapal Perang Dunia

Tiba di Pearl Harbor, KRI Raden Eddy Martadinata-331 Akan Latihan dengan Puluhan Kapal Perang Dunia

Nasional
PKS Pastikan Sudah Komunikasi dengan Anies Sebelum Memasangkannya dengan Sohibul Iman

PKS Pastikan Sudah Komunikasi dengan Anies Sebelum Memasangkannya dengan Sohibul Iman

Nasional
Jokowi Sebut Surplus Panen Padi di Kotawaringin Timur Akan Dibawa ke IKN

Jokowi Sebut Surplus Panen Padi di Kotawaringin Timur Akan Dibawa ke IKN

Nasional
Hari Anti Narkotika Internasional, Mengadopsi Kebijakan Berbasis Ilmiah

Hari Anti Narkotika Internasional, Mengadopsi Kebijakan Berbasis Ilmiah

Nasional
Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Dianggap Incar Efek 'Ekor Jas'

Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Dianggap Incar Efek "Ekor Jas"

Nasional
Jokowi Sebut Indonesia Akan Terdampak Gelombang Panas Empat Bulan ke Depan

Jokowi Sebut Indonesia Akan Terdampak Gelombang Panas Empat Bulan ke Depan

Nasional
Duetkan Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Kurang Diuntungkan Secara Elektoral

Duetkan Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Kurang Diuntungkan Secara Elektoral

Nasional
3 Desa Dekat IKN Banjir, BNPB: Tak Berdampak Langsung ke Pembangunan

3 Desa Dekat IKN Banjir, BNPB: Tak Berdampak Langsung ke Pembangunan

Nasional
Wakasad Kunjungi Pabrik “Drone” Bayraktar di Turkiye

Wakasad Kunjungi Pabrik “Drone” Bayraktar di Turkiye

Nasional
Usung Anies di Pilkada Jakarta 2024, PKS Dianggap Menjaga Daya Tawar Politik

Usung Anies di Pilkada Jakarta 2024, PKS Dianggap Menjaga Daya Tawar Politik

Nasional
Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

Nasional
Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

Nasional
Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

Nasional
Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com