Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri: Ada yang Bikin Rusuh di Pilkada Mojokerto, Kami Sikat...

Kompas.com - 09/12/2015, 06:24 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

MOJOKERTO, KOMPAS.com - Kepolisian dan penyelenggara pilkada memberikan perhatian khusus bagi pilkada serentak di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti menyatakan bahwa pihaknya akan total mengamankan pilkada di daerah tersebut. (Baca juga: Rawan Gangguan Keamanan, Logistik Pilkada Mojokerto Baru Dikirim Besok Pagi)

"Kami sudah menginstruksikan back up dua SSK (satuan setingkat kompi) personel Brimob di Mojokerto. Tentu mereka bergabung bersama polisi wilayah setempat," ujar Badrodin kepada Kompas.com, Selasa (8/12/2015).

Pilkada di Mojokerto ini dianggap salah satu yang rawan gangguan keamanan. Hal ini dikarenakan adanya salah satu dari tiga pasangan calon kepala daerah Kabupaten Mojokerto yang dicoret Komisi Pemilihan Umum karena tidak memenuhi syarat.

Pasangan tersebut, yakni Choirun Nisa-Arifudinsjah memiliki massa pendukung yang besar. Suami Choirun Nisa adalah pimpinan salah satu ormas Islam terbesar di Mojokerto.

Pasangan ini juga terdata mempunyai basis suara yang besar di dua kecamatan di Mojokerto. Atas dasar itu, polisi tidak ingin kerusuhan pada pilkada 2010 terulang. (Baca juga: Bukan Ricuh yang Ditakutkan di Pilkada Mojokerto, melainkan Ini...)

Saat itu, sejumlah bangunan objek vital dan kendaraan bermotor dibakar. Pasukan sejumlah dua SSK yang diturunkan untuk mengamankan pilkada di Mojokerto ini jumlahnya lebih banyak dari pasukan di daerah lain yang hanya satu SSK Brimob Polri.

Terkait pilkada, Badrodin juga mewanti-wanti personelnya untuk memantau seluruh proses pilkada, termasuk pengamanan kotak suara, baik saat masuk dari tingkat desa ke tempat pemungutan suara (TPS) atau usai pencoblosan.

Selain itu, Badrodin minta personelnya melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan eskalasi massa.

"Instruksi saya jelas. Kalau masih ada juga yang bikin rusuh di sana (Mojokerto), kami sikat. Yang namanya peraturan, wajib diikuti," ujar Badrodin.

Maksimal 15 menit sampai TKP

Kepala Detasemen II Satuan Brimob Polda Jawa Timur AKBP Sunadi menambahkan, selain penerjunan dus SSK Brimob yang terdiri dari Pasukan Huru-Hara bermotor dan Pasukan Antianarkis, detasemennya menerjunkan satu unit mobil water canon yang disiagakan di Kantor KPU Kabupaten Mojokerto.

Personel Brimob ini, lanjut Sunadi, tidak sampai mengamankan kotak suara dan TPS. Sebab, pengamanan distribusi logistik serta saat pencoblosan dilakukan polisi wilayah, Polsek dan Polres. Brimob akan fokus kepada pengamanan objek vital dan patroli kewilayahan. (Baca juga: Kapolda: Pilkada Tangsel Rawan karena Ada Jawara)

"Kami baru turun ke lapangan jika supervisor menilai di lapangan butuh kehadiran kami. Misalnya saat eskalasi massa meningkat atau sudah ada yang mengancam jiwa. Untuk seluruh wilayah di Mojokerto, kami targetkan lima sampai lima belas menit sampai TKP," ujar Sunadi.

Di Mojokerto sendiri, terdapat 18 kecamatan dengan 304 desa. Di sana, didirikan 1.717 tempat pemungutan suara dengan jumlah pemilih sebanyak 808.207 orang.

Dalam pilkada di daerah ini, ada dua pasangan calon kepala daerah yang bertarung, yakni pasangan Mustofa Kamal Pasa-Pungkasiadi dan pasangan Misnan Gatot-Rahma Shofiana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com