Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Merasa Tak Salah Bertemu Trump, Fadli Zon Hargai Teguran MKD

Kompas.com - 20/10/2015, 11:14 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menghargai keputusan Mahkamah Kehormatan Dewan yang memberinya teguran karena hadir di acara bakal calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

MKD menganggap Fadli dan Ketua DPR Setya Novanto melanggar kode etik ringan.

"Saya hargai keputusan MKD meskipun belum mendapatkan hasil resminya," kata Fadli kepada Kompas.com, Selasa (20/10/2015).

Fadli Zon mengatakan, dia bersama Novanto telah diberi kesempatan untuk menjelaskan mengenai perkara ini pada Kamis (15/10/2015). Sejumlah pertanyaan diajukan oleh MKD.

"Kami jawab semua pertanyaan MKD tersebut. Jadi keputusan MKD ini tentu berdasarkan data dan informasi yag telah diperoleh," ucap politisi Partai Gerindra itu.

Meski menghargai dan menerima keputusan tersebut, Fadli tetap merasa tak bersalah dan melanggar kode etik apapun. Menurut dia, acara Trump bukan kampanye dan sah-sah saja jika delegasi DPR mengikuti acara tersebut.

"(Acara itu) bukan kampanye. Kok Anda selalu bilang kampanye, ya. Kampanye Presiden AS tahun depan setelah ada calon yaitu sekitar April 2016. Tak ada yang salah ketemu Donald Trump," ujarnya.

MKD menjatuhkan sanksi teguran terhadap Setya Novanto dan Fadli Zon. Mereka diduga melakukan pelanggaran kode etik ringan saat bertemu Trump, di New York, Amerika Serikat pada 3 September lalu. (Baca: MKD Putuskan Novanto-Fadli Langgar Kode Etik Ringan)

Setya dan Fadli dinilai kurang hati-hati menjalankan tugas di luar negeri dengan kesalahan ada pada jawaban Setya saat Trump menanyakan apakah penduduk Indonesia menyukai dirinya.

Saat itu, Setya menjawab, "Yes, highly."

Namun, Wakil Ketua MKD dari Fraksi PDI-P Junimart Girsang berpendapat berbeda. Ia menilai keduanya melakukan pelanggaran sedang. (baca: Junimart Ingin Novanto-Fadli Dicopot sebagai Pimpinan DPR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com