Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri Optimistis Pilkada Serentak di 269 Daerah Berjalan Lancar

Kompas.com - 12/10/2015, 23:03 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo optimistis, pilkada serentak yang akan dilangsungkan di 269 wilayah berjalan aman. Termasuk tiga daerah yang pelaksanaan pilkadanya baru dilegalkan Mahkamah Konstitusi.

"Pada prinsipnya, pemerintah optimis 269 daerah dapat berjalan serentak kecuali pada hari H ada bencana alam atau konflik sosial yang harus ditunda," kata Tjahjo saat rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPR di Kompleks Parlemen, Senin (12/10/2015).

Menurut rencana, Kementerian Dalam Negeri akan mengumpulkan seluruh stakeholder daerah yang akan menggelar pilkada serentak pada awal November 2015 mendatang. Pertemuan ini dilakukan untuk membahas situasi terkini menjelang penyelenggaraan pilkada serentak.

"Sekaligus untuk mewujudkan pilkada serentak dengan berbagai hal yang harus ada deteksi dini dari aparat keamanan, termasuk Bawaslu dan KPU," ujarnya.

Sementara itu, Tjahjo menegaskan, tiga daerah yang baru mendapat legalitas penyelenggaraan pilkada, kebutuhan anggaran penyelenggaraan pilkadanya telah tercukupi. Ketiga daerah itu yakni Kabupaten Blitar, Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Timor Tengah Utara.

Politisi PDI Perjuangan itu berharap, tidak ada persoalan signifikan yang akan dihadapi selama proses penyelenggaraan pilkada, khususnya di ketiga daerah itu. Jika ada satu calon, baik itu calon kepala daerah atau wakil kepala daerah, yang berhalangan tetap, diharapkan tak akan mengganggu proses pencalonan itu.

"Jika satu berhalangan tetap, misalnya terbukti ijazah palsu, saya kira tidak harus segera diganti. Tapi tetap satu kesatuan yang harus dipilih. Soal teknisnya disetujui pemilih, bisa diputuskan di DPR," ujarnya.

Sementara, jika yang berhalangan tetap keduanya, yakni calon kepala daerah dan wakil kepala daerah, maka proses pilkada dapat ditunda hingga 2017 mendatang. Menurut dia, tugas kepala daerah yang nantinya akan digantikan oleh pelaksana tugas selama dua tahun tidak akan menjadi persoalan yang prinsipal.

Lebih jauh, Tjahjo mengatakan, Kemendagri telah memberhentikan 31 kepala daerah yang menjadi calon kepala daerah saat pilkada serentak mendatang. Selain itu, gubernur juga telah memberhentikan sejumlah anggota DPRD yang juga maju saat pilkada. Namun, Tjahjo tak menyebut secara rinci berapa jumlah anggota DPRD yang telah diberhentikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com