Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanya soal Jam Tangan, Ini Reaksi Setya Novanto

Kompas.com - 14/09/2015, 10:04 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPR RI Setya Novanto enggan berkomentar soal jam tangan yang dikenakanannya saat menghadiri kampanye bakal calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Arloji yang dikenakan Novanto sempat disorot karena harganya yang ditaksir mencapai miliaran rupiah.

Setya Novanto kembali berkantor di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/9/2015), setelah selama seminggu lebih melakukan kunjungan di Amerika Serikat.

Kepada wartawan yang sudah menunggu, politisi Partai Golkar ini mau berkomentar banyak mengenai pertemuannya dengan Trump. Novanto kembali menjelaskan bahwa pertemuan tersebut dilakukan secara spontan dan bertujuan untuk meningkatkan investasi di Indonesia. (Baca: Ruhut Yakin Jam Tangan Setya Novanto Bukan Barang "KW")

Novanto juga mengaku tak berniat untuk menghadiri acara kampanye Trump. Ia beralasan bahwa dirinya hanya diajak. Selain itu, sebagai orang Timur, dirinya tidak bisa menolak. Saat ditanya mengenai proses di Mahkamah Kehormatan Dewan, Novanto juga menjawab bahwa dia menghormati proses tersebut. Novanto merasa tak melanggar kode etik atau aturan apa pun.

AP Jam tangan yang dipakai Ketua DPR Setya Novanto ini diprediksi senilai ratusan juta hingga miliaran rupiah.
Namun, saat ditanya mengenai jam tangannya yang disebut bermerek Richard Mille, Novanto enggan berkomentar banyak. Dia langsung pergi meninggalkan rombongan wartawan dan buru-buru masuk ke lift.

"Itu enggak ada substansinya," kata Novanto yang terlihat masih mengenakan jam tangan Richard Mille tersebut.

Pemerhati sekaligus pengusaha jam, Amos Lilik Wahyudi, melihat arloji yang dikenakan Setya saat bertemu Trump. Harga arloji bermerek Richard Mille tersebut di atas Rp 500 juta sampai miliaran rupiah. (Baca: Setya Novanto Pakai Arloji Miliaran Rupiah Saat Bertemu Donald Trump?)

Amos menjelaskan, jika Setya mengenakan arloji Richard Mille bermesin Tourbillion, maka harganya di atas Rp 1 miliar. Amos menduga, jika dilihat dari penampang dial-nya, arloji yang dipakai Setya menggunakan mesin Tourbillion. Tidak semua merek arloji menggunakan mesin Tourbillion.

Jam tangan itu, kata dia, jauh lebih mahal dibanding arloji milik tokoh-tokoh dunia. Bahkan, kata dia, arloji yang dipakai Setya lebih mahal dibanding yang dipakai Presiden Amerika Serikat Barack Obama; mantan Presiden AS, Bill Clinton; dan Pangeran William saat menikahi Kate Middleton. (Baca: Pemerhati Jam: Arloji Setya Novanto Lebih Mahal dari Arloji Obama-Pangeran William)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com