Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Formappi: Hanya Hasilkan 2 UU dalam Prolegnas 2015, DPR Melempem

Kompas.com - 18/08/2015, 13:53 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti senior Forum Masyarakat Pemantau Parlemen (Formappi) Tomy Legowo menilai, DPR RI tidak maksimal melakukan fungsi legislasi untuk membuat undang-undang. Sejak masa sidang II, DPR hanya mampu merampungan dua UU, yakni UU Pilkada dan UU tentang Pemda.

"Legislasi DPR melempem. Sejak prolegnas prioritas 2015, DPR hasilkan dua UU. Itu pun dari Perppu (peraturan pemerintah pengganti UU)," ujar Tomy dalam diskusi di Jakarta, Selasa (18/8/2015).

Padahal, dalam Prolegnas 2015, ada 37 rancangan UU yang ditargetkan selama tahun ini. Alih-alih mengerahkan energi untuk memenuhi target, DPR malah menambah empat RUU baru. (baca: Formappi: Kinerja DPR Tak Maju secara Kuantitas ataupun Kualitas)

Pertama, RUU tentang perubahan atas UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK serta RUU tentang perubahan atas UU Nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan tumbuhan.

Kedua RUU tersebut menggeser dua RUU prioritas awal, yakni tentang perubahan atas UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah serta RUU tentang Kedaulatan Pangan. DPR juga menambah dua RUU baru lainnya dalam prolegnas, yaitu RUU tentang bea materai dan RUU tentang Kebudayaan.

"Tidak terlihat DPR menggerakkan daya untuk meningkatkan kualitas dan kinerja legislasi. Kalau setahun masa sidang, ancar-ancar waktu DPR untuk selesaikan 39 prioritas maka sudah habis waktunya," kata Tomy.

Tomy mengaku pesimistis DPR dapat menyelesaikan sisa utang RUU di Prolegnas 2015 dalam kurun waktu empat bulan. Dengan demikian, ia memastikan akan terjadi penumpukan RUU prioritas pada tahun berikutnya.

"Kalau tahun lalu banyak utang DPR, maka prioritasnya akan menumpuk di tahun berikutnya. Ini akan menambah pekerjaan DPR untuk masa sidang yang akan datang," kata Tomy.

Tomy menilai, penambahan RUU prioritas dalam Prolegnas 2015 mencerminkan kacaunya manajemen perencanaan DPR. RUU yang masuk Prolegnas belum selesai digarap, tetapi sudah menambah RUU lainnya.

"Lalu apa alasan yang begitu mendesak bagi DPR untuk menambah jumlah RUU prioritas? Ini bisa saja didorong oleh kepentingan lain di luar tujuan utama legislasi," kata Tomy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com