Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemberian Soekarno Award kepada Kim Jong Un Keinginan Pribadi Rachmawati

Kompas.com - 31/07/2015, 16:15 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Rachmawati Soekarnoputri menegaskan, dia memiliki hak prerogatif sepenuhnya untuk memberikan penghargaan Soekarno Award kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Menurut Rachmawati, keputusan tersebut dia ambil sendiri tanpa melakukan rapat ataupun konsultasi terlebih dahulu dengan pimpinan Yayasan Pendidikan Soekarno lainnya.

"Saya sebagai pendiri yang ambil keputusan," kata Rachmawati saat dihubungi Kompas.com, Jumat (31/7/2015).

Rachmawati mengatakan, keinginan untuk memberikan Soekarno Award ini muncul saat dia menerima Duta Besar Korea Utara Ri Jong Ryul di kediamannya, Kamis (30/7/2015) kemarin. Ri Jong Ryul pun menyambut positif rencana tersebut.

"Tapi, nanti saya akan tetap bicarakan secara kolektif dengan Yayasan Pendidikan Soekarno, Universitas Bung Karno, dan tokoh yang lain," ujarnya.

Meski demikian, pembicaraan tersebut tidak akan memengaruhi keputusan Rachmawati untuk memberikan penghargaan kepada Kim Jong Un. Meski nantinya ada tokoh yang menolak penghargaan ini, Rachmawati tetap tak akan mengubah keputusannya.

"Ini hak prerogatif saya," ucapnya. (Baca: Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Akan Diberi Soekarno Award

Putri ketiga Soekarno ini belum bisa memastikan bagaimana nantinya penghargaan ini akan diserahkan. Rachmawati mengaku pihaknya akan segera berkirim surat dengan perwakilan Korea Utara untuk membahas teknis penyerahan penghargaan.

"Kapan kiranya penghargaan itu akan diserahkan. Apakah kami yang ke sana atau perwakilan Korea Utara yang ke sini, nanti akan dibicarakan," ucapnya. (Baca: Rachmawati Anggap Kim Jong Un Bukan Diktator)

Yayasan Pendidikan Soekarno sebelumnya juga pernah memberikan penghargaan tersebut kepada Kim Il Sung pada 2001. Kim Il Sung dianggap sebagai tokoh perdamaian dan kemerdekaan.

"Jadi, kami akan mengulangi, memberikan Soekarno Award kepada Kim Jong Un karena kegigihannya melawan nekolim (neokolonialisme)," tuturnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com